Ilustrasi. (BP/Suarsana)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dalam beberapa hari terakhir, laporan kasus COVID-19 baru di Buleleng mengalami peningkatan cukup signifikan. Bahkan per Kamis (11/3), Buleleng melaporkan 33 kasus baru.

Selain itu, terdapat pula 2 warga Buleleng yang meninggal dunia karena tertular COVID-19. Untungnya, masih ada 22 pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh di hari yang sama.

Koordinator Bidang Data dan Informasi GTPP Covid-19 Buleleng Nyoman Genep mengatakan, kasus baru itu menyebar di enam kecamatan. Yaitu Gerokgak sebanyak 11 orang, Seririt 4 orang, Buleleng 9 orang, Busungbiu 2 orang, Sukasada 5 orang, dan Kecamatan Banjar 2 orang.

Baca juga:  Buleleng Laporkan 15 Kasus COVID-19 Baru, 10 Diantaranya Ada di Kecamatan Ini

Sedangkan, untuk pasien yang berhasil sembuh berasal dari 7 kecamatan. Rinciannya, Kecamatan Buleleng 3 orang, Gerokgak 11 orang, Banjar 2 orang, Sawan 1 orang, Kubutambahan 2 orang, Seririt 2 orang, dan dari Kecamatan Sukasada 1 orang. “Sesuai laporan dari tim medis di lapangan sehari ini ada 33 kasus konfirmasi baru dan yang sembuh sebanyak 22 orang, sehingga penyebarannya maish berfluktuasi,” katanya.

Sementara untuk pasien meninggal, ia mengatakan keduanya merupakan warga dari Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Gerokgak. Berdasarkan riwayat pengobatannya, pasien asal Buleleng itu meninggal dunia pada 10 Maret. Pasien berusia 61 tahun ini menjalani pengobatan di RSUD Buleleng mulai 27 Februari. Pasien mengeluh panas pada dada diikuti nyeri, gagal nafas, dan komorbid gangguan jantung.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Sebut Babi Bali Lebih Gurih

Sementara pasien kedua dinyatakan meninggal dunia juga pada hari yang sama. Pasien dengan usia 46 tahun ini dirawat di salah satu rumah sakit mulai 5 Maret. Pasien mengeluh badan lemas, batuk, nafsu makan rendah, dan sesak nafas. “Untuk kasus kematian kita laporkan ada penambahan 2 orang pasien dan dinyatakan meninggal dunia pada hari yang sama,” tegasnya,

Di tempat terpisah, Ketua GTPP COVID-19 yang juga Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) menginstruksikan isolasi mandiri Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) harus lebih diintesifkan. Hal ini akan dibahas lebih lanjut bersama dengan perbekel desa dan kelian adat pada pertemuan selanjutnya.

Baca juga:  Di Denpasar, Kasus DBD Belum Tertuntaskan

Dengan pengetatan isolasi ini, ia yakin bisa mengendalikan penyebaran kasus COVID-19 dengan optimal. “Seluruh desa harus tertib dalam urusan ini. Kami akan bahas lagi dengan perbekel desa, agar rantai penyebaran COVID-19 bisa kita putus,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *