Prof. Wiku Adisasmito. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Long COVID-19 menjadi sebuah kondisi yang patut diwaspadai bagi para penyintas. Kondisi ini merupakan gejala sakit berkepanjangan yang diderita pasien penyintas meski sudah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes.

Dijelaskan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito, Selasa (9/3), scara umum, penderita Covid-19 akan sembuh dalam waktu 2 sampai dengan 6 minggu. Akan tetapi, untuk beberapa penyintas akan merasakan efek berkepanjangan paska kesembuhan.

“Harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita long COVID-19, tidak akan menularkan gejala yang sama ataupun virus kepada mereka yang berada di sekitarnya,” jelasnya dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar.

Baca juga:  Datangi Baleg DPR RI, Gubernur Koster Harap RUU Provinsi Bali Bisa Dibahas 

Center for Disease Control  and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, telah mengamati beberapa gejala berkepanjangan yang dirasakan para penderita long COVID-19. Diantaranya adalah kelelahan, sulit bernafas, batuk, sakit persendian, dan sakit dada.

Sedangkan gejala lain yang mungkin ditemui, adalah kesulitan berpikir dan berkonsentrasi atau sering disebut sebagai brain fog, depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar. Terdapat juga temuan komplikasi medis meskipun jarang terjadi.

Baca juga:  DPMD Evaluasi Penanganan Covid-19 di Desa dan Kelurahan

Kemungkinan, menjadi penyebab masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas COVID-19. Dan masalah ini tampak memengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda, antara lain jantung, terjadi pembengkakan otot jantung, pernafasan yang menyebabkan masalah fungsi paru-paru, kerusakan ginjal akut, gatal-gatal dan rambut rontok, masalah indera penciuman dan perasa.

Adanya temuan ini, seharus disikapi masyarakat dengan waspada. Karena hal ini adalah dampak negatif bagi kesehatan yang tidak hanya dirasakan pada penderita komorbid, tetapi juga orang yang berusia cukup muda bahkan tidak menderita komorbid apapun.

Baca juga:  Tak Mau Kontroversi PD U20 Terulang, Menpora akan Cari Titik Temu Pelaksanaan AWBG di Bali

Dengan adanya temuan-temuan terkait COVID-19, Wiku berharap bagi masyarakat yang bersikap acuh, bahkan tidak percaya agar dapat menimbang lagi caranya beraktivitas. Untuk masyarakat jika ada yang merasakan gejala-gejala seperti COVID-19, agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. “Masyarakat harusnya mengerti bahwa COVID-19 itu dapat dihindari. Caranya cukup mudah, dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang disarankan para ahli,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *