Danau Batur. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Perubahan warna air Danau Batur yang terjadi di beberapa titik beberapa hari lalu, berdampak pada kematian ribuan ekor ikan yang dibudidayakan warga di keramba jaring apung (KJA). Akibatnya pembudidaya ikan di wilayah Danau Batur kini merugi hingga puluhan juta rupiah.

Seperti yang dialami I Made Antara, petani ikan di Desa Buahan. Belasan ribu ekor ikan miliknya yang dipelihara di KJA, mati. “Dua belas lobang (KJA) habis. Sudah siap panen semuanya,” ungkapnya, Selasa (2/3).

Dari dua belas lubang KJA itu, Antara menyebut isinya sekitar 16 ribu ekor ikan. Kalau dihitung total kerugian yang dialaminya mencapai sekitar Rp 40 juta.

Baca juga:  Bangga Jadi Petani Jangan Sekadar “Tagline”

Tak hanya dirinya sejumlah pembudidaya ikan lainya di Buahan juga mengalami nasib yang sama. Ia mengibaratkan pembudidaya ikan sepertinya kini seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Pasalnya musibah ini terjadi di masa pandemi covid-19.

Antara sendiri mengaku baru mengetahui ikannya mati Selasa pagi. Sejak terjadinya perubahan warna air danau yang disebabkan karena semburan belerang, dirinya membatasi diri beraktifitas di KJA. “Tiga hari tidak dapat ke keramba. Baru tadi pas cuaca cerah, anak saya naik ke keramba sudah menemukan ikan pada mati,” ujarnya.

Baca juga:  Tak Kunjung Dikerjakan, Realisasi Danau Buatan di Kintamani Disoroti

Rencananya bangkai ikan di KJA miliknya akan dipungut dan dikubur. Dia tak mau terlalu berharap banyak dari pemerintah terkait musibah ini. Pasalnya dari kejadian yang sama sebelumnya, tidak ada bantuan yang diberikan seperti bibit atau lainnya.

Ia hanya mendapat perpanjangan waktu kredit. “Sekarang kondisi air danau sudah normal dari kemarin siang,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma dikonfirmasi terkait informasi kematian ikan di KJA mengatakan petugasnya telah turun ke sekitar Danau Batur. Laporan sementara kematian ikan terjadi di wilayah Buahan, Abang Songan dan Abang Batudinding. Mengenai seberapa banyak ikan yang mati pihaknya sedang melakukan penghitungan.

Baca juga:  Setahun Lebih Tak Bisa Tanam Padi, Petani Harapkan Jalan Rusak Segera Diperbaiki

Disinggung mengenai upaya yang akan dilakukan Dinas PKP Bangli untuk membantu meringankan kerugian petani, Sarma mengatakan untuk permohonan bantuan modal, pihaknya siap merekomendasikan untuk mendapatkan bantuan KUR. Ada juga kredit bantuan modal dari Lembaga Penjaminan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan, dengan bunga 3% per tahun.

Mengenai bantuan bibit, Sarma mengatakan belum ada perencanaan. “Tetapi saya akan coba cari celah, cari peluang dan akan lapor pimpinan,” kata Sarma. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *