Agus Nuarta Ipo (kiri), Gede Meiga Wira Pradtama, serta Eva Lilian van Leenen (kanan). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perenang andalan Bali Eva Lilian van Leenen sukses mendulang emas di nomor gaya dada 100 meter, pada PON XIX di Jabar 2016 silam. Akan tetapi, bagi perenang yang akrab disapa Lili ini sangat berat kembali menyabet emas, pada PON XX di Papua.

Soalnya, kata pelatih Gede Meiga Wira Pradtama, di Denpasar, Senin (1/3), persiapan latihan sangat mepet ditambah suasana pandemi covid-19 ini. “Padahal persiapan pada PON Jabar lalu minimal 1,5 tahun, hingga Lili sukses merebut emas,” ucap Meiga yang resmi menikahi Lili pada 28 Oktober 2020 ini.

Baca juga:  Asprov Gelar Kursus Pelatih Lisensi D Nasional

Selain itu, Meiga menegaskan, persiapan atlet provinsi lain tetap getol berlatih di saat wabah virus corona. Ia pun menyebutkan, perenang pesaing Lili berdatangan dari Riau, Jabar, DKI, dan Jatim. “Hingga kini perenang Riau masih pegang Rekornas,” tuturnya.

Meiga pada PON di Jabar masih bisa berhitung peta kekuatan lawan Lili. “Saat itu saya hanya mewaspadai perenang Riau dan Jateng sebagai pesaing utama Lili. Namun untuk PON Papua ini kekuatan perenang makin merata dan bermunculan dari berbagai provinsi,” ungkap dia.

Meiga sendiri merupakan salah seorang pelatih renang PON, yang saat ini menangani dua atlet asal klubnya Telaga Biru Denpasar. Kedua atlet asuhannya adalah Lili bersama Agus Nuarta yang akrab disapa Ipo. Menurut Meiga, persiapan Lili praktis sejak Januari 2021 ini, dan dirinya mulai menggenjot latihan atlet asuhannya dalam sepekan minimal 9-11 kali sesi latihan.

Baca juga:  Bertambah di Atas 140 Orang, Ini Kabupaten yang Sumbang Kasus COVID-19 Harian Terbanyak

“Kami biasa berlatih di kolam renang Praja Rakcaka, Mahajaya, serta Blah Kiuh,” terangnya. Materi latihan, kata dia, selain atlet mencebur ke kolam juga diselingi latihan fisik di fitnes. Lili diproyeksikan bakal turun di gaya dada 50 meter, 100 meter dan 200 meter. Sementara, Agus Nuarta di gaya bebas 100 meter, 200 meter, 400 meter hingga 1.500 meter, termasuk turun di perairan terbuka 10.000 meter.

Baca juga:  Kursus Pelatih Lisensi B Dilanjutkan

Hanya, lanjut Meiga, sejauh ini Agus Nuarta tidak pernah berlatih di perairan terbuka. Maklum, cuaca kurang bersahabat dan menyebabkan Agus Nuarta fokus berlatih di kolam. Ia mengeluhkan, jika hujan turun dipastikan air laut keruh, arusnya keras, anginnya kencang, ditambah jarak pandangnya tidak jelas. Gede Meiga juga tidak bisa mengukur prestasi atlet asuhannya, mengingat selama ini sama sekali tidak ada kejuaraan. “Cuma, rencananya Pengprov PRSI Bali akan melakukan catatan waktu terhadap atlet PON,” jelasnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *