Atlet renang nasional I Gede Siman Sudartawa ditemui di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (12/11). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Setelah lebih dari satu dekade menjadi andalan Indonesia di lintasan air, I Gede Siman Sudartawa bersiap pensiun dari kariernya sebagai atlet. SEA Games 2025 di Thailand akan menjadi panggung perpisahan bagi perenang asal Bali itu, sekaligus awal perjalanan barunya sebagai pelatih renang profesional.

Siman, yang dikenal sebagai spesialis gaya punggung dan langganan medali emas SEA Games, kini tengah bersiap menyelami dunia baru: melahirkan atlet muda berprestasi.
Ia menegaskan, keputusan pensiun telah dipertimbangkan matang dan disertai langkah konkret menuju masa depan.

“Saya sudah selesai ambil sertifikat kepelatihan dari ASCA (American Swimming Coaches Association), kemarin di Jogja,” ujar Siman saat ditemui di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, dirilis dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Perenang Lili Berat Pertahankan Emas

Siman menjelaskan, sertifikasi ASCA yang diperolehnya memiliki beberapa tingkatan. Saat ini, ia telah mencapai level 3, dan berencana memulai karier kepelatihannya dari tingkat dasar di klub Millennium Aquatic tempat ia bernaung sejak lama.

“Untuk melatih mungkin mulai dari beginner dulu. Di Millennium sudah ada beberapa asisten pelatih lain, jadi saya mau belajar dari bawah. Nanti pasti di-upgrade terus sampai bisa melatih di level nasional,” ungkapnya.

Meski baru memulai langkah di dunia kepelatihan, Siman tidak menutup ambisi menjadi pelatih tim nasional Indonesia suatu saat nanti. “Mudah-mudahan bisa. Saya ingin memberi semangat ke atlet muda, saya saja bisa bertahan sampai umur 31 dan masih mewakili Indonesia, jadi mereka juga harus tetap semangat,” katanya penuh motivasi.

Baca juga:  Agus Nuarta Persiapan Pra-PON

Sebagai salah satu ikon renang Indonesia, Siman telah menorehkan banyak prestasi dari SEA Games hingga ajang Asia. Namun, ia mengaku masih menyimpan satu impian yang belum kesampaian: meraih medali Asian Games.

“Dulu saya punya cita-cita bisa dapat medali di Asian Games, tapi belum tercapai. Siapa tahu nanti anak didik saya yang bisa meneruskan cita-cita itu,” ujarnya dengan senyum optimis.

Siman berharap ke depan bisa berperan dalam membentuk generasi penerus yang mampu melampaui pencapaiannya, baik di arena nasional maupun internasional.

Menatap SEA Games 2025, Siman juga menyoroti perkembangan positif regenerasi atlet muda. Dalam tim nasional saat ini, ia menjadi atlet tertua (31 tahun), sementara talenta muda seperti Adelia Chantika Aulia baru berusia 14 tahun.

Baca juga:  Perenang Bali Sabet 4 Emas di SEA Age Group Malaysia

“Regenerasi sekarang sudah bagus. Banyak perenang muda yang muncul dan catatan waktunya sudah mulai bisa menyaingi senior. Ini yang penting, regenerasinya harus terus dijaga,” ujar Siman.

Perjalanan Siman adalah kisah dedikasi dan konsistensi. Dari kolam renang kecil di Bali hingga podium tertinggi SEA Games, ia membuktikan bahwa kerja keras dan semangat tak pernah berakhir di garis finis.

Kini, setelah menutup kariernya di Thailand nanti, Siman siap melanjutkan pengabdian di jalur baru, bukan lagi sebagai perenang, melainkan sebagai pelatih yang menyalakan obor prestasi untuk generasi berikutnya.

“Saya ingin anak-anak muda Indonesia bisa melampaui apa yang sudah saya capai. Itulah hadiah terbaik sebelum benar-benar meninggalkan kolam,” tutupnya. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN