Danau Batur. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Air Danau Batur, Kintamani kembali berubah warna, Minggu (28/2). Perubahan warna yang diduga akibat semburan belerang itu terjadi di beberapa titik.

Kondisi tersebut membuat pembudidaya ikan di Danau Batur mengurangi aktifitas di keramba jaring apung (KJA). Fenomena perubahan warna air danau Batur menjadi berwarna hijau keputih-putihan itu mulai terpantau warga pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA.

Seperti yang diungkapkan I Made Antara, pembudidaya ikan di Desa Buahan. Dia mengatakan, dari pantauannya perubahan warna air danau terjadi di beberapa titik seperti Kedisan, Buahan dan di wilayah sekitar Pura Jati. Fenomena seperti ini kata dia, biasa terjadi saat musim hujan disertai angin kencang seperti sekarang.

Baca juga:  Senderan Ambles Timbun Mobil dan Beberapa Motor

Sejak adanya perubahan warna air danau ini, Antara mengaku belum sempat menengok ikan-ikannya di KJA. Selain karena di sekitar danau masih hujan deras, ia sengaja tak beraktifitas di KJA untuk mengurangi risiko kematian ikannya. “Dengan kondisi seperti sekarang, ikan yang ada di KJA pasti megap-megap di permukaan,” ujarnya.

Ia tak bisa memastikan sampai kapan kondisi ini terjadi. Menurutnya jika cuaca sudah kembali cerah dan tidak ada lagi angin kencang, maka warna air Danau Batur biasanya akan normal kembali.

Baca juga:  Ny Putri Koster Tekankan Pentingnya Angkat Usada Bali

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma dikonfirmasi membenarkan adanya fenomena perubahan warna air di Danau Batur menjadi putih kehijauan. Berdasarkan laporan yang diterimanya, fenomena itu terjadi di beberapa titik sejak pagi hari. “Tetapi sampai saat ini belum ada laporan kematian ikan di KJA maupun di danau bebas,” ungkapnya.

Kata Sarma, akibat adanya perubahan warna air danau itu pembudidaya ikan di Danau Batur untuk sementara belum berani beraktifitas ke KJA. Para pembudidaya ikan menurutnya rata-rata sudah memahami cara mengantisipasi kondisi ini.

Baca juga:  Serap Buah Lokal, Desa Adat Diminta Buat "Pararem"

Sebagaimana yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, kondisi air danau Batur biasanya akan kembali normal 2-4 hari. Tergantung hembusan angin. “Penyebabnya karena arus angin. Sehingga terjadi sirkulasi air permukaan dengan air di dasar danau,” ujarnya.

Sarma mengungkapkan, pihaknya pada Januari lalu telah menyurati perbekel dan para pelaku perikanan di Bangli agar mewaspadai potensi semburan belerang dan overtrump (meluap) massa air pada dasar perairan menuju ke permukaan, terutama pada puncak musim hujan Januari/Februari. Serta puncak musim dingin Juni sampai dengan Agustus dengan meminimalisir kegiatan atau jika mungkin melakukan percepatan panen. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *