Warga sedang membuat Sengait. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pandemi memberi dampak pada semua sektor. Termasuk industri rumahan (home industry).

Sempat ikut terpuruk, hingga vakum beberapa bulan, namun sektor ini mulai bisa bangkit dari tekanan. Seperti IKM Jajan Bali di Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan, yang dilakoni Wayan Sukerti Asih.

Ia berupaya tetap optimis, walaupun ada sedikit penurunan produksi selama situasi wabah korona. Konsumen mengenal hasil produksi jajanannya dengan nama sengait.

Jajanan Bali jenis ini, cukup populer di kalangan masyarakat Bali. Sangat mudah ditemukan di warung-warung kecil krama Bali.

Baca juga:  Nelayan dan Poklahsar Dilatih Keterampilan

Di Desa Dawan Klod ada puluhan usaha serupa, yang setiap hari memproduksi jajan sengait. Ini dibuat dari bahan utama berupa ketela rambat yang dipotong kecil kemudian digoreng, dibaluri gula merah hingga mengental. Rasa khasnya manis dan gurih.

Dalam satu kali produksi setiap IKM di desa ini, biasanya menghabiskan sekitar satu kwintal ketela dan 25 kilogram gula merah. Hasilnya menjadi sekitar 350 bungkus jajan sengait.

Pemasarannya tidak saja di Klungkung, tetapi sudah merambah ke Kota Denpasar, Gianyar dan Bangli. Sukerti Asih mengaku produksi jajannya mulai stabil lagi sejak November 2020.

Baca juga:  Ingin Rasakan Kuliner Khas Bali, Coba Bali Rijsttafel ala Jempiring Restaurant

Para pelanggannya sudah stabil memesan dan bisa survive sampai sekarang. Saat awal terjadinya wabah, dia mengaku proses produksi sempat vakum beberapa bulan, dari Maret sampai Mei. “Saat itu cuman bikin jajan kalau ada pesanan saja,” katanya, Selasa (26/1).

Guna mendukung usaha masyarakat seperti ini tetap berjalan, pihak desa setempat juga membantu permodalan kepada para pelaku usaha kecil ini. Mereka diberikan kesempatan meminjam modal di Badan Usaha Milik Desa, dengan bunga khusus.

Baca juga:  Ingin Kulineran Seafood? Tiga Restoran Ini Bisa Dijajal

Dana ini bisa digunakan untuk pengembangan usaha dan pembelian bahan baku. Perbekel Desa Dawan Klod, I Nengah Suardita, menyampaikan di desanya ada sekitar 30 IKM yang tetap bisa bertahan ditengah pandemi.

“Ini sangat membantu perekonomian keluarga. Karena Ibu-ibu di desa juga ada kesempatan menghasilkan uang ditengah situasi sulit saat pandemi COVID-19 ini,” katanya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *