Warga mengungsi di tenda darurat akibat rumahnya rusak diterjang luapan air Sungai Pulukan. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Sedikitnya 10 KK termasuk bayi dan balita warga Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jumat (15/1) malam, tidur di tenda darurat. Warga ini terpaksa sementara tinggal di tenda lantaran rumah mereka rusak, bahkan lenyap diterjang banjir, Jumat (15/1) dinihari.

Kapolres Jembrana AKBP Ketut Gede Adi Wibawa bersama jajaran meninjau lokasi pengungsian didampingi Perbekel Medewi. Selain menyerahkan bantuan sembako untuk, membantu warga, Kapolres juga mengecek kondisi tenda dan fasilitas sementara.

Baca juga:  Program "Atma Kerti" Pemkab Karangasem Terancam Tak Jalan

Saat hujan, warga yang tidur di dalam tenda beralaskan karpet hampir tergenang air. Selain itu tenda juga bocor, sehingga saat itu juga Kapolres meminta kepada anggota dan Tagana agar memindahkan sebagian warga.

Serta menaruh alas kayu di dalam tenda agar tidak basah. Selain itu, Kapolres juga memastikan agar ada tandon air bersih untuk kebutuhan warga pasca terendam banjir. “Kami sudah koordinasikan agar ada tandon air sementara dan listrik agar tidak nyantol seperti ini. Bahaya saat hujan,” kata Perwira asal Tabanan ini.

Baca juga:  Bupati Suwirta Berharap Organisasi Wanita Berperan Aktif Jaga Kesehatan dan Kebersihan Masyarakat

Kapolres juga menginstruksikan jajarannya membantu warga yang terdampak banjir ini. Dari informasi Perbekel Medewi, dari 12 KK yang rumahnya terdampak banjir bandang, ada 10 KK yang menggungsi di tenda darurat. Salah satu warga kehilangan tempat tinggal lantaran rumahnya hanyut tersapu banjir. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *