Emmanuel Macron. (BP/AFP)

PARIS, BALIPOST.com – Prancis mencatat 18.254 kasus baru COVID-19 selama 24 jam terakhir. Catatan hingga belasan ribu kasus ini dilaporkan beberapa jam setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron dinyatakan positif COVID-19.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Direktur Kesehatan Prancis, Jerome Salomon mengatakan pada Kamis (17/12), hitungan yang tidak terlihat sejak 20 November karena infeksi menunjukkan tren meningkat lagi. Dia mendorong upaya pelacakan dan penelusuran di seluruh Eropa karena banyak pertemuan antara Macron dan para pemimpin Uni Eropa digelar.

Baca juga:  Jokowi Buka PKB, Desa Adat Sumerta Sambut dengan Baliho Pembatalan Perpres 51 Tahun 2014

Salomon, yang berbicara tentang “perkembangan pandemi yang mengkhawatirkan” seminggu sebelum Natal, mengatakan tingkat reproduksi penyakit itu telah naik di atas 1 lagi, pada 1,03. Tingkat di bawah 1 diperlukan untuk secara bertahap menahan penyebaran penyakit ini.

Dengan lebih dari 2,42 juta kasus, Prancis adalah negara terinfeksi terparah kelima di dunia. Setelah mencapai puncaknya di hampir 87.000 pada 7 November, jumlah harian kasus baru menurun drastis pada minggu-minggu berikutnya.

Baca juga:  Denmark akan Longgarkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Terutama berkat penguncian nasional kedua dari 30 Oktober hingga 15 Desember. Tetapi kasus gagal jatuh di bawah target 5.000 yang ditetapkan oleh pemerintah.

Karenanya mengganti penguncian dengan tindakan yang lebih ketat dari yang direncanakan semula. Rata-rata pergerakan tujuh hari dari kasus baru, di 12.764, berada di level tertinggi 20 hari.

Korban tewas naik 258, menjadi 59.619, tertinggi ketujuh di dunia, dibandingkan 289 pada Rabu dan rata-rata pergerakan tujuh hari di 383 korban jiwa. (kmb/balipost)

Baca juga:  Dilengkapi Poliklinik Psikiatri, RS Unud Siap Layani Caleg Stres
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *