Elizabeth Santosa. (BP/Ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 bukan halangan untuk tetap produktif dan kreatif. Justru karena aktivitas kita lebih banyak di rumah saja, waktu-waktu ini bisa dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan keluarga, terutama memberikan waktu lebih kepada anak-anak, menemani mereka dalam masa tumbuh kembangnya.

Dialog produktif yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (11/12), bertema Pandemi Tak halangi Kreasi menghadirkan Komunitas PRAKARDUS, untuk berbagi pengalaman.

Pendiri Komunitas PRAKARDUS, Muhammad Luqman Baehaqi, bercerita pengalaman inspiratifnya memanfaatkan waktu secara kreatif bersama anak-anak. “Awalnya berkreasi dengan kardus ini sebagai solusi untuk memberi kegiatan sekaligus hiburan pada anak karena rumah kami jauh dari pusat hiburan dan pusat perbelanjaan. Kemudian kegiatan kami pun diminati banyak orang sehingga berlanjut memberi workshop tiap akhir minggu,” kisahnya.

Baca juga:  Pidato Kebangsaan Visi dan Misi Prabowo: Jangan Jadi Bangsa Kalah

Psikolog Anak dan Pendidikan, Elizabeth Santosa mengungkapkan bahwa kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang sudah ada dalam diri untuk bisa digunakan dalam mencari jalan keluar. “Jadi kalau saya bisa katakan, kreatif itu hubungannya dengan solusi, mencari jalan keluar, proses membuat keputusan. Bukan selalu tentang menghasilkan prakarya saja,” tuturnya.

Lebih lanjut dijelaskan, kreativitas itu biasanya muncul dalam masa sulit. “Biasanya pada saat kita dalam kondisi adem ayem, enak, atau nyaman kreativitas jarang muncul. Namun kreativitas akan muncul kalau dalam keadaan kepepet. Idealnya, pada masa gelap seperti masa pandemi ini harusnya banyak kreativitas yang muncul,” katanya.

Baca juga:  Hampir 10 Ribuan Orang, Selisih Tambahan Kesembuhan dengan Kasus Baru Nasional

Elizabeth Santosa juga berpesan kepada orang tua, agar di masa pandemi ini jangan memberikan terlalu banyak fasilitas gadget agar menstimulus kreativitas anak-anak. “Biarkan mereka berfikir. Seperti yang dilakukan pak Luqman Baehaqi. Kasih kardus atau spidol, terserah nanti itu mau jadi apa. Nanti kalau anak-anak menyerah, baru kita ajak untuk bikin sesuatu bersama-sama. Tapi, kalau selalu dibantu, dan diberikan terlalu banyak fasilitas, kemampuan kreativitasnya tidak berkembang, tidak terstimulasi, harus ada sesuatu yang menstimulus,” terangnya.

Dalam proses menjadi kreatif, menurut Luqman orang tua dan anak tidak perlu berpikir terlalu jauh tentang bagaimana hasil akhirnya nanti, tapi fokus untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. “Saya sebenarnya lebih senang mengatakan, bahwa ketika kita tahu alasan untuk melakukan sesuatu, anak-anak juga turut merasakan apa yang kita rasakan. Ini lebih baik daripada, sekadar mencari tahu apa yang harus kita lakukan”, tutur Luqman Baehaqi.

Baca juga:  Proses, Ganti Rugi Kapal Terbakar di Pelabuhan Benoa

Pernyataan Luqman Baehaqi juga diperkuat oleh Elizabeth Santosa, “Menurut saya, setiap
pembelajaran itu bisa kita dapat dari kehidupan kita sehari-hari, tergantung bagaimana kita melihatnya saja. Jadi, buat semua orang tua, dalam masa pandemi ini, kita berharap vaksin segera ada di tahun 2021. Bertahan lebih lama lagi di rumah untuk anak-anak kita. Gunakan waktu selama pandemi ini sebaik-baiknya untuk keluarga kita”, tutupnya. (Agung Dharmada/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *