Tari Sembah Bumi saat peringatan 21 tahun Art and Peace di Sanur, Kamis (10/12). (BP/lun)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kain panjang bertuliskan pesan-pesan perdamaian, menghiasi Pantai Sanur, Kamis (10/12). Sejumlah penari meresponsnya dengan tarian Sembah Bumi, menambah hening suasana peringatan 21 tahun “Art and Peace” karya monumental, almarhum pelukis Made Wianta.

Kendati di tengah masa pandemi COVID-19, kegiatan itu mendapat apresiasi dari para seniman, pengamat seni dan alumni pendukung “Art and Peace”. Protokol kesehatan tetap dijalankan dalam kegiatan tersebut guna memutus rantai penyebaran COVID-19.

Baca juga:  Jaga dan Lestarikan Budaya, Koster Diapresiasi Seniman

Peringatan ini akan dijadikan sebagai tonggak gerakan budaya untuk lingkungan dan kemanusiaan di masa-masa mendatang. Tampak hadir para alumni pendukung “Art and Peace” di antaranya Putu Suasta, Restu Imansari, Yudha Bantono, pengamat budaya Jean Couteau dan Ketua PHRI Kota Denpasar Ida Bagus Gde Sidharta Putra.

Kegiatan diisi antara lain memasang artefak bersejarah “Art and Peace” di pantai. Direspons dengan tarian oleh sejumlah penari dari Peliatan, Ubud.

Baca juga:  Peresmian Kantor Baru, 128 Seniman Gianyar Dapat Kartu BPJS Ketenagakerjaan

Intan Kirana, istri almarhum Made Wianta mengatakan, pihaknya ingin mengembangkan lahan pengabdian di bidang seni budaya yang juga mencakup lingkungan dan kemanusiaan seperti yang telah dirintis suaminya. Keinginan tersebut gayung bersambut dengan antusiasme para pendukung “Art and Peace.”

Seperti diketahui, karya maestro seni rupa Made Wianta berupa happening art bertajuk “Art and Peace” itu digelar pada 10 Desember 1999 silam sebagai respons terhadap konflik dan kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah dunia pada masa itu. Acara kolosal tersebut dilaksanakan di Pantai Padanggalak, melibatkan 2.000 orang dengan membawa 2.000 meter kain bertuliskan kutipan pesan perdamaian dari tokoh-tokoh dunia dengan berbagai ragam bahasa.

Baca juga:  Menjaga Ekosistem Seni pada Masa Pandemi

Dua helikopter menerbangkan Made Wianta dan kain perdamaian itu saat mengawali kegiatan happening art. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *