Ni Kadek Anny Pandini. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Cabor judo dipatok target KONI Bali harus mampu menyumbangkan 5 keping emas, pada ajang PON di Papua 2021. Beban target itu dirasakan sangat berat, mengingat latihan olahraga bela diri kontak bodi yang harus dibatasi saat pandemi covid-19 ini. Tim Bali meloloskan 16 pejudo dari total 21 pejudo yang merebut tiket PON.

Salah seorang pelatih tim judo PON Agus Putra Adnyana, di Denpasar, Selasa (8/12) menjelaskan, pengiriman 16 pejudo ke PON karena di kelas yang sama terdapat dua atlet. Jika mengacu aturan yang diberlakukan, tiap provinsi harus menurunkan seorang pejudo di tiap kelasnya.

Baca juga:  Harik Belum Dipanggil Pelatnas SEA Games

Agus Putra Adnyana mengakui, target yang diemban membidik 5 emas PON sangat berat. Alasannya, situasi wabah virus corona menyebabkan latihan tidak maksimal, ditambah jadwal Pelatda termasuk sentralisasi atlet. “Kalau sentralisasi hanya digelar sebentar menjelang keberangkatan PON, maka beban judo sangat berat,” ucapnya.

Agus Putra Adnyana melatih tim PON bersama Pura Cendana, Nyoman Sumerta, Made Suyudani, serta Wayan Mudra. “Selama ini kami berlatih empat kali dalam sepekan di GOR Lila Bhuana,” tuturnya. Agus tidak berani menyebut nama pejudo yang ditargetkan mendulang emas. Ia hanya membeberkan, setidaknya di tim Bali terdapat tiga pejudo peraih emas SEA Games. Mereka adalah Ni Kadek Anny Pandini (-57 kg), Gede Ganding Kalbu Soethama (-100 kg), serta I Gede Agastya Dharma Wardana (+100 kg).

Baca juga:  Bahasa Bali Dijadikan Mata Kuliah Penunjang, Ini Kendala PT

Sementara, Ni Kadek Anny Pandini menyebutkan, dirinya merebut emas SEA Games di Filipina 2019. Di final ia mengalahkan pejudo Vietnam. Dia menandaskan, negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam biasanya diperkuat pejudo Jepang melalui proses naturalisasi. “Untuk kawasan Asia Tenggara ini, pejudo naturalisasi masih mendominasi,” kata Anggota TNI-AD yang berdinas di Jasdam IX/Udayana, Kepaon ini.

Sebelumnya, Anny Pandini juga tampil pada SEA Games di Malaysia (2017). Hanya, kelas yang dipertandingkan tidak ada -57 kg, sehingga dirinya harus naik kelas ke -63 kg. Anny Pandini juga berlaga pada Asian Games (AG) di Indonesia (2018). Alhasil, dia harus mengakui ketangguhan lawannya pada partai pertama melawan pejudo Kazakhstan. “Saya mengalami lengan patah,” ucapnya. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  Pimpin KONI, Oka Darmawan Akui Tugas Berat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *