Dewa Made Indra. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 di Bali belakangan bertambah secara signifikan. Bali bahkan kembali masuk dalam daftar 10 provinsi dengan kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.

Penambahan kasus yang cukup signifikan ini disebut-sebut karena upaya 3T yang masif dilakukan Pemprov Bali. “Ini adalah satu konsekuensi dari apa yang kita kerjakan, dan kita sudah ketahui konsekuensi itu,” ujar Sekda Provinsi Bali selaku Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Denpasar, Senin (30/11).

Menurut Dewa Indra, Pemprov Bali belakangan cukup masif melakukan upaya testing, tracing dan treatment (3T). Hal ini dilakukan dalam upaya menyiapkan Bali sebelum membuka sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara.

Maka pilihannya adalah harus mengungkap seluas-luasnya, berapa sesungguhnya masyarakat Bali yang terpapar COVID-19. “Setiap kali kita melakukan testing dan tracing yang lebih masif, kita sudah tahu risikonya. Pasti ada penambahan kasus,” imbuhnya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 di AS Lewati Seperempat Juta Orang, New York Kembali Tutup Sekolah

Dengan kata lain, lanjut Dewa Indra, penambahan kasus di Bali tidak terjadi secara kebetulan atau diluar dugaan pemerintah. Tapi memang merupakan konsekuensi yang sudah diambil dan dipilih.

Kalau risiko ini tidak berani diambil, maka testing dan tracing tidak akan dilakukan secara lebih masif. “Tujuannya supaya lebih banyak terungkap, sehingga treatment nya menjadi lebih masif juga. Kalau ini sudah kita lakukan, maka setelah itu kasus pasti akan turun,” jelasnya.

Dewa Indra menambahkan, dalam beberapa hari ke depan akan ada peningkatan kasus positif Covid-19 sebagai konsekuensi dari upaya tracing dan testing tersebut. Saat ini, testing sedang digenjot untuk penyelenggara pemilu yakni KPPS.

Baca juga:  Zona Orange Ini, Sumbang Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Terbanyak

Mengingat pilkada serentak 2020 sudah semakin dekat, sehingga para penyelenggara pemilu harus dipastikan sehat supaya tidak menularkan virus kepada pemilih. Selain itu, komponen pariwisata juga dilakukan pemeriksaan yang sama setiap hari.

Kalau ada yang positif, maka akan diikuti dengan tracing. Bila kembali ditemukan ada yang positif, tentu akan berkontribusi menambah angka kasus COVID-19 di pulau dewata. “Saat ini sudah dilakukan seribu lebih testing dalam sehari. Dinamikanya kan berkembang terus,” terangnya.

Diwawancara terpisah, Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan mengatakan, seluruh anggota KPPS ditarget sudah melakukan rapid test sebelum 6 Desember di masing-masing kabupaten/kota. Jika ada yang hasil tesnya reaktif, maka akan langsung diganti.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Hari Ini, 5 Kabupaten/kota Catatkan Tambahan

Kecuali yang diketahui reaktif saat awal bulan, pihaknya masih menunggu hingga 14 hari sebelum 24 November 2020. Jika dites lagi hasilnya non reaktif, yang bersangkutan masih dipertahankan menjadi KPPS.

“Tapi begitu di tanggal-tanggal sekarang ini ada rapid test dan dia reaktif, maka akan diganti. Karena tidak ada waktu lagi untuk mereka istirahat,” ujarnya.

Lidartawan berharap masyarakat Bali tidak takut untuk datang ke TPS guna menyalurkan hak pilihnya dalam pilkada serentak, 9 Desember mendatang. Terlebih sudah ada 15 hal baru di TPS yang disosialisasikan oleh KPU untuk mencegah penyebaran COVID-19. “Protokol kesehatan dilakukan, Pilkada juga harus dilakukan demi memilih pemimpin yang mampu menyelesaikan masalah pasca COVID-19 nanti,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *