Patung burung hantu berbahan batok kelapa. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan seniman berkarya seni. Di tengah lesunya aktivitas pariwisata, seniman justru tak padam semangatnya berkarya.

Justru banyak karya dihasilkan di masa sulit ekonomi ini. Tentu, dalam beraktivitas, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) sesuai anjuran pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Corona.

Seniman Agus Eri Putra dkk. asal Lodtunduh, Gianyar, Bali berupaya beradaptasi dengan pandemi, dengan selalu meretas kreativitas. Hasilnya, patung burung hantu raksasa berbahan batok kelapa dihasilkan. Sebelumnya, ia bersama kawan-kawan juga menghasilkan patung Dewi Sri berbahan alang-alang. “Sebelumnya kami membuat patung dengan alang-alang sekarang memakai bahan ramah lingkungan pula yaitu batok kelapa, biar ide terus berkembang,” ujar Agus Eri Putra, Rabu (4/11).

Baca juga:  Nyoman Arjasa Wenten, Seniman Tari dan Karawitan Bali yang Mendunia

Dikatakan, dalam membuat patung burung hantu, pihaknya melibatkan 8 pemuda di desanya dalam sebuah tim yang dinamai Surya Lodtunduh. Sekitar 8 kampil besar batok kelapa dihabiskan membuat patung seberat 100 kg ini. Panjang patung 250 cm dan tingginya 110 cm.

Patung ini ditempatkan di Wira Bali Nguni, Kliki Gianyar, milik Made Merta. Dibuat patung burung hantu karena mengikuti logo atau lambang Wira Bali Nguni. “Konsep pembuatan patung dari dulu memanfaatkan bahan recycle dan ranah lingkungan. Dalam berkarya kami terus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir,” kata peraih MURI dalam pembuatan instalasi Dewi Sri terbesar dari alang- alang ini.

Baca juga:  Parta dan Mahayastra Berebut Rekomendasi PDIP

Dikatakan, patung hantu batok kelapa ini jika ditempatkan di luar ruangan outdoor bisa mencapai 7 sampai 10 tahun kekuatannya. Tetapi kalau ditaruh di dalam ruangan indoor diperkirakan bisa kencapai 100 tahun.

Agus Eri Putra mengaku sangat sangat senang dengan hasil karya tersebut, walaupun ini karya pertama dari batok kelapa. Pihaknya berharap pandemi Covid-19 segera berlalu, dan pariwisata Bali bisa kembali pulih seperti sedia kala sehingga aktivitas berkesenian makin menggeliat.

Baca juga:  Sejumlah Sekolah Langgar Instruksi Disdikpora Badung Soal MPLS

Agus Eri Putra juga berharap penangan pandemi ini tidak boleh kendor secara bersama-sama dengan selalu mengikuti protokol kesehatan covid-19. Di samping itu jangan lupa terus berdoa kepada Tuhan atau nunas ice ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *