Sejumlah Poho Pole yang ditanam di sekitar gedung Balai Budaya mati. (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kondisi dua gedung baru yang diresmikan Pemerintah Kabupaten Badung tahun lalu kurang terawat. Seperti halnya sejumlah Pohon Pule yang ditanam di sejumlah titik di area Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala terlihat mati.

Begitu juga Gedung Depo Arsip. Gedung yang berada di kawasan Puspem Badung plafonnya jebol di beberapa bagian Barat dan Selatan. Belum diketahui penyebabnya. Namun dari bawah terlihat jelas kerusakan tersebut.

Kabag Perlengkapan dan Perawatan (Perwat) Setda Badung, Ida Ayu Yutri Indah Gustari saat dikonfirmasi, Selasa (20/10) mengatakan telah mengecek keberadaan dua gedung tersebut. “Tadi kami sudah mengecek. Nanti kami akan minta konsultan kira-kira itu berapa RAB (Rencana Anggaran Biaya),” ujarnya.

Baca juga:  Sidak di Puspem Badung, Puluhan Pegawai dan Warga Terjaring Tak Gunakan Masker

Menurutnya, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan konsultan terkait penanganan kerusakan guna menentukan langkah-langkah selanjutnya. “Selama ini perbaikan kita lakukan untuk hal-hal yang urgen yang mengakibatkan kerusakan pada hal yang lain lagi, berpengaruh terhadap hal yang lain,” jelasnya.

Kendati demikian, Indah Gustari mengakui di tengah pandemi COVID-19, pihaknya menyatakan sangat selektif untuk menggunakan anggaran guna perbaikan. Sebab kondisi keuangan yang tidak stabil. “Seperti kita ketahui kondisi anggaran di tengah Covid-19 seperti apa. Jadi kita selektif sekali untuk melakukan perbaikan. Kalau seandainya pipa bocor yang mengakibatkan barang ini rusak, itu rusak pasti segera kita perbaiki,” jelasnya.

Baca juga:  Peringati 90 Tahun Perjalanan Miguel Covarrubias ke Bali, Seminar Daring Digelar

Disebutkan, anggaran pemeliharaan gedung kantor puspem Badung total di APBD Perubahan tercatat Rp 9,7 miliar. Hanya saja untuk anggaran perbaikan, pihaknya harus berkoordinasi pula dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Badung. “Kami selalu berkoordinasi, dananya tersedia apa tidak,” terangnya.

Seperti diketahui, biaya yang dihabiskan untuk pembangunan balai budaya ini mencapai Rp 388.187.646.000. Bangunan balai budaya, dirancang dengan eksterior arsitektur Bali bebadungan konsep Tri Angga. Penataan ruang memadukan konsep tradisional Bali dan modern dengan perpaduan interior Bali modern dengan patra atau ornamen tradisional Bali. Balai Budaya ini dibangun di atas lahan 18.441 meter persegi dengan kapasitas 2.500 orang untuk indoor.

Baca juga:  Kunjungi Lansia Miskin di Banjar Besang Kawan, Bupati Suwirta Pastikan Dapat Rehab Rumah

Balai budaya ini, dbangun sebagai wadah untuk meningkatkan kreativitas seniman Bali dan Badung khususnya yang dilengkapi dengan peralatan modern berupa sound system atau tata suara, lighting atau tata cahaya, led screen outdoor dan back ground led screen indoor, setra lift panggung.

Sementara untuk pembangunan Dipo Arsip dibangun bersamaan dengan Kantor Perpustakaan, ruangan baca yang menghabiskan dana sebesar Rp.35 miliar. Dana pembangunan Kantor ini sepenuhnya merupakan APBD tahun 2014 dan harus selesai pada bulan Desember tahun 2014. (Parwata/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *