Bupati Eka Wiryastuti. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Program kedaulatan pangan bukan hal baru bagi Kabupaten Tabanan. Program ini sudah dirintis sejak lama dan di masa pandemi Covid-19 semakin masif digerakkan, dengan didukung partisipasi seluruh komponen masyarakat. Hal itu diungkapkan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Selasa (4/8).

Dikatakannya, basis perekonomian Tabanan adalah pertanian. Makanya, dukungan masyarakat terhadap program kedaulatan pangan terbilang cukup besar. Program ini dimulai pada tahun 2014, dengan pembelian hasil pertanian lokal oleh pemerintah, berupa beras sehat. Atau gerakan membeli beras organik milik petani dan bukan beras biasa yang masih mengandung zat kimia. Begitupun untuk menjaga stabilitas harga produk pertanian asli Tabanan di pasaran, juga sudah ada Perusda milik Tabanan yakni Perusda Dharma Santika untuk membeli hasil petani, sehingga punya kepastian harga dan pasar. “Kami ada Bumdes dan Perusda yang menyerap hasil olahan pertanian Tabanan sehingga nantinya produk yang dihasilkan harganya bisa bersaing dengan sehat dan kita coba kemas dengan keunikan dan kekhasan Tabanan,” terangnya.

Baca juga:  Pengerjaan "Shortcut" Singaraja-Bedugul Tunggu Penyempurnaan Desain Rampung

Bahkan pihaknya juga telah mewajibkan retail yang ada di Tabanan untuk mau menyerap 30 persen produk pertanian Tabanan. Jika diindahkan, ijin retail tersebut akan dikaji ulang. Karena untuk membantu petani, semua kebijakan yang ditelorkan oleh pusat maupun daerah selama ini harus pro petani. Sehingga ada kepercayaan oleh petani untuk tetap bisa terus berproduksi, dan tugas pemerintah melalui perusda yakni membimbing petani menghasilkan produk yang baik, membuat kemasan yang baik dan ciptakan pasar.

Dan, untuk hasil pertanian Tabanan, lanjut kata Bupati Eka seperti beras, telur, kopi, minyak goreng tandusan bahkan sayur dan olahan ikan belakangan ini juga kerap dijadikan paket sembako untuk selanjutnya dibagikan bagi mereka yang terdampak Covid-19 baik melalui program peduli yang sumber dananya dari CSR maupun dompet peduli Pemkab Tabanan.

Baca juga:  Tambahan Kasus Masih 2 Digit, Hanya 3 Wilayah di Bali Lapor Kenaikan

Bupati yang hendak mengakhiri masa jabatannya ini mengaku belakangan ini terus mendorong masyarakat Tabanan untuk tetap menanam produk pertanian dalam skup kecil seperti di lingkungan pekarangan rumah. Seperti cabai, tomat, sayur-sayuran maupun bahan jamu herbal untuk menjaga imunitas tubuh.

Untuk stimulus agar masyarakat mau bergerak, yakni dengan pemberian bibit cabai maupun sayur mayur di sejumlah wilayah di Tabanan. “Jaman covid lebih cocok berbicara soal ketahanan pangan untuk skup kecil agar bisa bertahan baik untuk ibu rumah tangga maupun yang dirumahkan atau bahkan di PHK. Lakukan hal kecil saja seperti tanam produk pertanian dengan system hidroponik bisa gunakan botol bekas atau bambu dan sebagainya, dan saya lihat sudah banyak yang berinovasi,” ucapnya.

Baca juga:  PM Inggris Membaik, Jalani Hari Kedua Dirawat di Luar ICU

Tidak hanya itu saja, Bupati Eka mengatakan saat ini dinas terkait sudah melakukan pendataan sejumlah asset milik swasta ataupun masyarakat yang tidak terpakai untuk ditanami. “Lagi dibuatkan regulasi yang penting tidak menyalahi aturan dan bukan asset yang menyalahi. Harapan Saya masyarakat Tabanan menjadi masyarakat yang produktif, bisa berlanjut melakukan aktivitasnya apalagi Tabanan lumbung pangannya Bali,”terangnya.

Bupati Eka mengatakan bahwa wabah bisa terjadi kapan saja dan sudah ada sejak dulu, baik pada saat kerajaan begitupun dengan sekarang. Untuk itu, selain meningkatkan ketahanan pangan, Bupati Eka juga mengajak seluruh masyarakat Tabanan agar selalu meningkatkan imun tubuh dan mental diri dalam menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru ini. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *