Ilustrasi

TABANAN, BALIPOST.com – Sejak pertengahan Maret 2020, pemerintah melalui Dinas Pendidikan terkait telah menerapkan belajar jarak jauh atau belajar mandiri di rumah untuk pendidikan dasar, menengah pertama hingga tingkat menengah atas. Hanya saja, pelaksanaannya dirasa kurang efektif karena berbagai kendala, mulai dari interaksi antara guru dan siswa yang berkurang, masalah jaringan, hingga ketiadaan fasilitas.

Hal ini bahkan sempat dibahas dalam rapat kerja komisi IV dengan Dinas Pendidikan Tabanan belum lama ini. Dimana dewan menilai pembelajaran jarak jauh untuk siswa SD kelas rendah yakni 1, 2 dan 3, belum efektif.

Baca juga:  Ini Kriteria Penerima Bantuan Subsidi Biaya Pendidikan

Terkait hal itu, Dinas Pendidikan Tabanan pun tidak kalah akal untuk bisa mendapatkan solusinya, yakni dengan menginstruksikan untuk kelas rendah belajar dengan sistem kelompok. Hanya saja jumlahnya dibatasi untuk tetap bisa mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra mengatakan, sebagai salah satu evaluasi PJJ di Tabanan, Dinas Pendidikan Tabanan membuat terobosan agar pembelajaran untuk kelas rendah menjadi efektif. Dimana jenjang SD khusus kelas rendah diintruksikan untuk belajar kelompok. “Siswa kelas 1, 2 dan 3 kalau belajar jarak jauh dinilai kurang efektif, jadi dibuat sistem belajar kelompok,” ungkapnya.

Baca juga:  Jadi Lokasi Pertama Tur, Trofi FIBA World Cup Singgah di Bali

Dalam belajar kelompok yang diterapkan, guru yang mendatangi siswa dan tidak belajar di sekolah. Kendati demikian pembatasan jumlah siswa wajib dilaksanakan maksimal 7 orang tiap kelompok. Pembelajaran secara kelompok untuk kelas rendah sudah mendapat dukungan dari DPRD Tabanan.

Putra menerangkan dalam belajar kelompok tersebut disesuaikan dengan jumlah siswa. Misalnya terdapat jumlah siswa 20 orang, otomatis siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

Sehingga tiap kelompok tidak harus belajar tiap hari, namun pembelajaran bisa dilakukan 2 hari sekali. “Jadi tidak harus belajar setiap hari, tetapi bagi yang jumlah siswanya sedikit terdiri 1 kelompok bisa dilakukan tiap hari,” jelas Nyoman Putra.

Baca juga:  Disdik Tabanan Rancang Kelompok Belajar Siswa SD di Zona Hijau

Menurutnya pembelajaran kelompok tersebut sudah mendapat dukungan dari Komisi IV DPRD Tabanan saat rapat kerja belum lama ini. “Kepala sekolah SD sudah kami instruksikan lewat Kabid SD agar dilakukan pembelajaran kelompok bagi kelas rendah,” ujarnya.

Putra berharap dengan adanya pembelajaran kelas rendah, antara siswa dan guru minimal ada pertemuan dan ikatan batin sehingga pembelajaran lebih maksimal. Disisi lain, memaksimalkan pembelajaran jarak jauh di Tabanan, kualitas guru akan ditingkatkan dengan pelatihan khusus tentang pembelajaran jarak jauh baik itu secara virtual dan tatap muka. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *