Drh. Wiku Adisasmito. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia per Selasa (21/7) masih memiliki 35 kabupaten/kota dengan risiko tinggi COVID-19. Sementara itu, terdapat 64 kabupaten/kota yang memiliki risiko sedang berubah ke rendah. Demikian diungkapkan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam video streamingnya yang dipantau dari Denpasar.

Ia mengatakan sejauh ini Indonesia mampu menekan beberapa kasus sehingga sejumlah kabupaten/kota mampu mengubah zonasinya. “Namun ada beberapa daerah yang masih tinggi kasusnya sehingga ini perlu menjadi perhatian kita,” ujarnya.

Dari evaluasi, terdapat 169 kabupaten/kota yang memiliki risiko sedang atau masuk zona orange. Kemudian 210 masuk zona kuning atau risiko rendah. Selanjutnya 52 tidak ada kasus baru atau zona hijau. Dan sebanyak 48 kabupaten/kota tidak terdampak.

Baca juga:  KPU Bali: Perbaikan Berkas Bacaleg Berakhir

Prof. Wiku juga menyebutkan dari evaluasi selama seminggu, terdapat 13 kabupaten/kota yang semula merupakan risiko tinggi berubah ke sedang. “Di Bali ada Karangasem,” ungkapnya.

Ia juga mengutarakan ada 11 kabupaten/kota dari ada kasus menjadi tidak ada kasus.

Disinggung pula, angka kesembuhan per provinsi, rata-rata nasionalnya mencapai 52,47 persen. Sebanyak 23 provinsi memiliki angka kesembuhan di atas angka nasional.

Lanjutnya, masih ada 11 provinsi yang kesembuhannya di bawah nasional. Kalau dilihat dari jumlah pasien sembuh, tertinggi adalah DKI Jakarta yang mencapai 10.819 orang. Kemudian di Jawa Timur mencapai 10.065 orang.

Baca juga:  Beredar Rekaman Suara Diduga Kadiskes Tabanan Sebut Warga Dinyatakan Positif COVID-19

Prof. Wiku juga memaparkan terdapat 8 provinsi yang mendominasi penambahan kasus secara nasional, yaitu sekitar 74 persen dari total kasus. Rinciannya Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan (Sulsel), Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Dari data, per pukul 12.00 WIB, sudah ada 22.262 spesimen diperiksa. Total terdapat 1.257.807 spesimen diperiksa. Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM).

Baca juga:  Gubernur Koster Uraikan Capaian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bali

Dari tes tersebut, masih ada penambahan kasus positif sebanyak 1.655 orang sehingga kumulatifnya mencapai 89.869 kasus. Untuk yang sehat ada penambahan 1.489 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 48.466 pasien. Kasus meninggal bertambah 81 orang sehingga total kasus menjadi 4.320 orang.

Sehingga, lanjutnya, masih ada suspek sebabyak 44.003 orang. Sebanyak 469 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini dari 34 provinsi. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *