Ilustrasi. (BP/tomik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi Covid-19 benar-benar melahirkan ketakutan yang luar biasa di tengah warga dunia. Penyebaran virus yang demikian cepat dan dapat memicu kematian menjadi faktor penyebabnya.

Harus diakui di awal merebaknya wabah yang diakibatkan virus Corona ini akan menjadikan jumlah kematian naik berlipat-lipat. Lantas apakah ketakutan itu benar-benar terjadi, terutama di Bali?

Tidak mudah mencari jawaban pasti. Namun, data jumlah kematian periode Januari sampai dengan Juni 2019 dibandingkan dengan periode sama di tahun 2020 dapat dipakai sebagai gambaran. Berdasarkan data dari Disdukcapil Provinsi Bali, justru rata-rata jumlah kematian di kabupaten/kota di Bali tahun 2019 di atas tahun 2020.

Baca juga:  Hasil Produksi Ikan di Karangasem Masih Rendah

Rata-rata jumlah kematian di tahun 2019 berada di angka 2.300-an kematian. Sementara di tahun 2020 menunjukkan jumlah angka kematian di kisaran 1.900-an.

Terdapat jumlah kematian di tahun 2020 yang lebih banyak dibanding tahun 2019 yakni pada Juni. Pada bulan di mana di Bali terjadi ledakkan kasus positif Covid-19, jumlah kematian mencapai 2.437, di atas Juni 2019 yang tercatat ada 1.991 kematian.

Sementara di bulan selain Juni, jumlah kematian tahun 2019 selalu lebih banyak dibandingkan 2020. Angka menarik lainnya dari data yang tersedia adalah jumlah kematian di Badung selama periode Januari sampai dengan Juni tahun 2020 lebih banyak dibandingkan periode sama di tahun 2019, yakni 2.155 (2019) dan 2.265 (2020).

Baca juga:  Negara dengan Cakupan Vaksinasi Tinggi Banyak Alami Lonjakan Kasus, Penting Lakukan "Booster"

Tentu angka-angka dari data jumlah kematian tidak bisa memberi makna yang lengkap, karena tidak menyajikan informasi tentang penyebab kematian. Jumlah kematian yang lebih rendah di tahun 2020, jika menggunakan asumsi bisa disebabkan karena rendahnya mobilitas manusia.

Infografis kematian di Bali. (BP/tomik/suarsana)

Pemberlakuan pembatasan aktivitas melalui work from home, social distancing dan physical distancing menjadikan risiko kematian akibat pergerakan sangat rendah. Demikian pula dari segi kesehatan, dengan adanya kewaspadaan yang tinggi terhadap ancaman Covid-19 mengakibatkan masyarakat meningkatkan imun tubuh.

Baca juga:  Terimbas COVID-19, Permintaan Industri Perhotelan untuk Hortikultura Tinggal Segini

Namun data jumlah kematian ini juga setidaknya memberi gambaran bahwa kematian akan meningkat tajam akibat pandemi tidak (atau belum?) terjadi. Jika saja pandemi Covid-19 benar-benar mematikan seperti gambaran wabah Flu Spanyol di awal abad lalu atau Black Death di abad pertengahan, maka jumlah kematian dipastikan meroket.

Dengan demikian, rasa takut berlebihan bisa diredam, tetapi tidak berarti lengah atau tak disiplin menjaga protokol kesehatan. Sebab, salah satu jalan menahan laju penyebaran virus adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan. Jadi, tetaplah disiplin dan waspada! (Nyoman Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *