Jubir Gugus Tugas Covid-19 Jembrana, I Gusti Agung Arisantha memberikan keterangan terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Jembrana. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Jumlah pasien transmisi lokal yang dirawat di RSU Negara mendominasi ruang isolasi penanganan Covid-19. Dari 11 orang pasien positif Covid-19 yang di rawat di RSU Negara, tujuh di antaranya merupakan pasien transmisi lokal kluster “pulang kampung” di Desa Berangbang dan Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Sementara pekerja migran asal Jembrana, saat ini tercatat nihil ada dirawat di RSU Negara.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jembrana, I Gusti Agung Arisantha, dalam keterangan resminya Senin (7/6) menyebutkan dari data teranyar, tercatat ada 43 warga yang positif Covid-19 di Jembrana. 11 di antaranya masih dalam perawatan di RSU Negara. Dibandingkan pekan lalu, ada penambahan satu orang dari screening di fasilitas kesehatan (faskes). “Pasien ini sempat melakukan screening mandiri (rapid tes) dan hasilnya reaktif dilanjutkan swab, positif. Sudah dilakukan perawatan,” terang Arisantha.

Baca juga:  Hari Raya Beruntun, Bali Terancam Inflasi Tinggi

Selain tujuh orang yang termasuk transmisi lokal, juga ada beberapa warga yang hasil screening dari Yeh Sumbul, Dangintukadaya dan Yehembang Kauh. Dua di antaranya hasil screening wajib pasien yang akan melakukan operasi mata dan satu orang lagi merupakan ibu hamil.

Sementara saat ini, untuk di RSU Negara sudah zero dari pekerja migran yang menjalani karantina. Total yang sudah menjalani karantina dari pekerja migran asal Jembrana sebanyak 621 orang. Dari jumlah tersebut sudah selesai menjalani karantina sebanyak 584 orang. “Saat ini yang masih karantina di hotel ada 20 orang. Khusus di RSU Negara sudah kosong dari PMI (pekerja migran). Justru yang banyak dari transmisi lokal dan hasil screening lokal,” tambahnya.

Baca juga:  Melonjak, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Tertinggi dalam 3 Bulan Terakhir

Terkait dengan karantina wilayah di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara pada Senin (7/6) dilanjutkan rapid test warga yang masih tercecer. Selain dari Banjar Munduk, petugas dari kesehatan juga melakukan rapid test di perbatasan antara Kaliakah dan Berangbang. “Total tadi di Banjar Munduk ada 12 orang. Sedangkan di Banjar Berangbang ada 86 orang. Semuanya hasilnya non reaktif,” tandasnya.

Menurut Arisantha, selama pelaksanaan karantina wilayah ini, masyarakat di Banjar Munduk cenderung lebih aktif mentaati imbauan pemerintah. Selain wilayah, masing-masing warga melakukan karantina di rumah (tidak saling kunjung ke rumah tetangga). Petugas dari kesehatan menurutnya masih melakukan penyisiran warga di banjar Munduk yang belum menjalani rapid test. Dari informasi, beberapa warga tercatat tinggal di luar Banjar Munduk (luar kota). (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Lebih Sedikit dari Tambahan Pasien Sembuh, Sayangnya Korban Meninggal Tetap Dilaporkan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *