PM Inggris, Boris Johnson. (BP/AFP)

LONDON, BALIPOST.com – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengalami kemajuan yang sangat baik pada Sabtu (11/4) waktu setempat. Ia dilaporkan sudah mulai pulih setelah sebelumnya sempat menghabiskan waktu di instalasi gawat darurat (ICU) RS St. Thomas karena terjangkit COVID-19.

Kabar gembira dari Johnson yang disebut sudah menghabiskan hari kedua dirawat di luar ICU, tidak menghapus kenyataan jumlah kasus kematian di Inggris terus bertambah. Dilansir dari AFP, Minggu (12/4), Inggris kini sudah mendekati jumlah kematian sebanyak 10.000 jiwa akibat COVID-19.

Baca juga:  Korut Keluar dari Krisis Covid-19, Asia Dilanda Wabah Baru

Perdana Menteri berusia 55 tahun ini disebut oleh Kantor Pemerintahan Inggris, Downing Street, sudah bisa berjalan-jalan meski dalam periode yang singkat. “Perdana Menteri terus mengalami kemajuan yang baik,” kata Jubir Pemerintahan Inggris.

Sementara itu, jumlah kasus kematian harian di Inggris menunjukkan peningkatan. Jumlahnya hampir mendekati 1.000 kasus per hari, berturut-turut dalam dua hari terakhir.

Kementerian Kesehatan mengumumkan jumlah kematian harian sebanyak 917 pasien pada Sabtu. Jumlah ini mengalami penurunan sejak Jumat, namun masih tetap menjadi rekor kematian di negara itu.

Baca juga:  Seratusan WN India Dikonfirmasi Eksodus ke Indonesia

Seorang anak berusia 11 tahun menjadi salah satu pasien yang meninggal akibat COVID-19 pada Sabtu, sesuai data yang dirilis Badan Pelayanan Nasional Kesehatan Inggris. Jumlah kasus kematian akibat virus ini sejak muncul di Inggris mencapai 9.875 orang. Sementara untuk kasus terkonfirmasi positif totalnya mencapai 78.991 pasien.

Meskipun terjadi peningkatan kasus kematian, namun Direktur Medis Badan Pelayanan Nasional Kesehatan Inggris, Stephen Powis mengatakan ada penurunan jumlah kasus baru terkonfirmasi. Ia pun menilai lockdown yang dilakukan sejak 23 Maret cukup berhasil menekan penyebaran wabah ini.

Baca juga:  Perkembangan Terkini Kasus Covid-19 di Kota Denpasar, Ini Detailnya

“Kami percaya jika semua orang mengikuti instruksi, kita akan mulai mengalami penurunan angka kematian harian minggu depan,” katanya.

Ratu Elizabeth II pun mengungkapkan hal serupa saat berbicara dalam sebuah tayangan televisi, yang dipercaya merupakan penampilan pertamanya untuk perayaan Paskah. “Dengan terpisah, kita membuat semua orang aman. Kita tahu bahwa coronavirus tidak akan bisa mengalahkan kita,” kata Ratu berusia 93 tahun ini. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN