Kasus bully di Dawan, 3 pelajar ditetapkan tersangka. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam sebuah survei yang dilakukan Lembaga Kita Sayang Remaja (Kisara) terungkap beberapa persoalan yang dialami remaja. Sekretaris Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Bali dr. I Gusti Ngurah Pramesemara, S.Ked., M. Biomed., Sp. And., belum lama ini mengungkapkan, ada empat masalah yang kerap disampaikan remaja.

Masalah-masalah itu, yakni kesehatan reproduksi (kespro), bullying (pelecehan, kekerasan), depresi. “Kasus yang dialami remaja itu tergantung zamannya,” ujarnya.

Masalah kesehatan reproduksi yang kerap disampaikan remaja misalnya pacaran, gaya berpacaran yang terlalu intim hingga melakukan hubungan seksual pra nikah, kehamilan muda, termasuk menstruasi pada remaja perempuan. Sedangkan pada laki – laki masalah yang kerap disampaikan adalah perkembangan seksual mereka.

Baca juga:  Kasus Masker, Jaksa Hadirkan Tujuh Terdakwa Berstatus Kasasi

Masalah kedua adalah bullying. Banyak beredar video pelecehan, kekerasan yang dilakukan sesama remaja.

Fakta itu benar adanya bahkan di Kisara banyak yang mengeluhkan terkait hal itu. Berdasarkan data Kisara, perbandingan remaja yang mengalami bullying baik secara verbal maupun fisik, mencapai 1 dari enam orang.

Sebesar 75 persen sumbernya berasal dari teman, kakak kelas yang satu sekolah. “Ternyata banyak yang melakukan dan menjadi korban bullying adalah laki-laki,” ungkapnya.

Baca juga:  Dewan Minta Pemerintah Optimalkan Program Padat Karya

Bahkan dalam unsur bullying ada unsur pemerasan (palak). Kasus bullying ini banyak terjadi pada remaja SMP. “Jadi saya agak heran juga, Kota Denpasar yang sudah maju, ternyata masih banyak banyak kasus seperti itu,  bullying, pelecehan, kekerasan antarremaja,” ucapnya.

Kasus yang kerap dikeluhkan remaja yaitu depresi, kesedihan yang mendalam bahkan saat konsultasi di Kisara menyatakan ingin bunuh diri. Penyebabnya dari depresi tidak hanya bullying tapi masalah pada remaja itu sendiri misalnya remaja tersebut bermasalah dengan pacarnya, keluarga, orang tua, sekolah. “Pernah ada data, rasio orang Bali bunuh diri cukup tinggi. Keinginan untuk bunuh diri itu pun ada pada remaja,” ungkapnya.

Baca juga:  Selama Pandemi, Kasus Kekerasan Perempuan Secara Daring Meningkat

Kasus depresi peringkat ketiga tertinggi yang disampaikan remaja. Mengingat seperempat penduduk di Bali adalah remaja, sehingga rasio tingginya remaja ingin bunuh diri harus cepat diantisipasi dan dicari solusinya. Masalah lain yang kerap dicurhatkan remaja yaitu fisik, terutama masalah gizi.

Postur dan penampilan remaja, entah kurus atau gemuk, juga kerap diceritakan remaja. Mereka kurang percaya diri dengan kondisi fisiknya. Masalah ini dipengaruhi salah satunya dari sosial media. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *