TABANAN, BALIPOST.com – Kasus kematian puluhan ekor babi diduga akibat virus ASF di Kecamatan Penebel kembali memunculkan persoalan baru. Sebab, banyak peternak yang membuang bangkai babi ke sungai.

Bangkai-bangkai tersebut kemudian numplek di Bendungan Telaga Tunjung di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan sehingga membuat warga setempat tidak nyaman. Dari informasi yang dihimpun, pembuangan bangkai babi ini pertama kali diketahui pada Kamis (23/1) oleh petugas jaga di Bendungan Telaga Tunjung.

Baca juga:  Monitoring Implementasi Indikator Desa Antikorupsi, KPK Sarankan Desa di Bali Belajar ke Kutuh

Sekitar pukul 10.00 wita petugas sedang mengecek kondisi bendungan. Ia melihat bangkai babi terbungkus karung mengapung di pinggir bendungan.

Bangkai babi di bendungan sebanyak 5 karung dan ada juga yang tidak terbungkus.

Camat Kerambitan I Gusti Made Darma Ariantha, Sabtu (25/1), mengatakan, bangkai-bangkai babi tersebut diduga berasal dari daerah hulu. ”Ada kemungkinan dibuang sembarangan ke sungai dan numplek di bendungan, karena muaranya di Bendungan Telaga Tunjung, pertemuan dua sungai di sini,” terangnya.

Baca juga:  Gelar "Guru Piduka" di Pura Pengubengan Besakih, 3 WN Rusia Berpose Tak Pantas Sampai Nangis Bersujud

Terkait hal ini pihaknya sangat menyayangkan, lantaran bangkai babi yang semestinya ditanam justru dibuang ke sungai begitu saja yang tentunya dikhawatirkan selain mencemari air, juga dapat mempermudah penyebaran virus. ”Masalah bangkai babi sudah ditangani. Kami sudah koordinasi baik dengan Camat Penebel ataupun pihak kepolisian Penebel untuk dilakukan pengawasan agar tidak lagi ada masyarakat membuang bangkai babi ke sungai,” ucapnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Petugas Ber-APD Evakuasi Jasad Satpam, Sebelum Meninggal Keluhkan Sakit Tenggorokan
BAGIKAN