Ketut Bangbang Sparsadnyana memperlihatkan foto ayahnya, Bangbang Gde Wisma. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Seluruh keluarga agar tetap rukun dan saling mengasihi. Selalu bersatu, harus saling menghormati karena keluarga tidak akan pernah putus. Inilah pesan yang selalu disampaikan oleh Bangbang Gde Wisma kepada keluarganya sebelum meninggal dunia.

Hal tersebut diutarakan  anak keempat almarhum, I Ketut Bangbang Sparsadnyana, di rumah duka, Banjar Cemenggaon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Selasa (14/1). Almarhum meninggalkan tujuh orang anak dan 16 cucu.

Baca juga:  PDI-P di Bali Dukung Langkah Mega, Jembrana Awasi “Reward” bagi Petani

Menurutnya, kemampuan sang ayah membuat kalender pertama kali didapat dari kakeknya, Wayan Bangbang Gede Geriya, saat menjadi penyeroan di griya setempat. Kala itu penguasaan wariga dan dewasa ayu belum tertuang dalam kalender. “Ketika akan mencari hari baik, masih harus buka catatan yang tebal,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, pengetahuan sang kakek menurun kepada anaknya yakni Bangbang Gde Wisma. Melalui generasi yang kedua inilah segala pengetahuan tentang wariga dikukuhkan dalam bentuk kalender. Namun, hal tersebut bukan berdasarkan keinginan Bangbang Gde Wisma, melainkan karena desakan keluarga dan saudara terdekat.

Baca juga:  Gelombang Tinggi, Warga di Pantai Pebuahan Mengungsi

Untuk mengkonsep satu tahun kalender, Bangbang Gde Wisma hanya menghabiskan waktu beberapa hari. “Dulu, bapak punya banyak waktu untuk memikirkan rumus-rumus, sehingga dalam sebulan bisa mengkonsep dua tahun kalender. Tapi tidak selamanya seperti itu, karena bapak bekerja sesuai keinginannya. Kalau sudah dirasa cukup, ya bapak istirahat,” jelas Sparsadnyana. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *