Putu Widiada. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Hujan lebat mulai turun pada awal tahun 2020. Bahkan, terjadi bencana banjir hingga tanah longsor di sejumlah daerah di Bali. Mengantisipasi hal itu, BPBD Klungkung intens menjalin koordinasi dengan lembaga terkait, seperti Dinas PUPR untuk mengatensi seluruh got dan saluran air lainnya yang kerap tersumbat sampah dan memicu banjir di perkotaan.

Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada, Jumat (3/1), menyatakan, tidak ada titik-titik khusus yang menjadi daerah langganan rawan banjir di Klungkung. Setiap musim hujan, hanya kerap terjadi air meluap dari got karena tersumbat sampah. Jika ini dibiarkan, tentu saja dapat menimbulkan banjir parah yang bisa menyebabkan kerugian besar. Jadi, langkah-langkah kecil harus dilakukan guna mencegah banjir datang saat hujan lebat.

Baca juga:  Turun, Volume Sampah Nyepi di Bangli

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk mengirimkan surat kepada Diskominfo agar segera disebarluaskan kepada masyarakat. Koordinasi ini untuk mulai mencermati titik-titik got yang tersumbat karena sampah, kemudian kepala lingkungan masing-masing dapat mengerahkan warga untuk membersihkannya. “Harus dipastikan seluruh got bersih dari sampah, sehingga saat hujan datang, air bisa mengalir dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Sosialisasi kepada masyarakat juga harus terus dilakukan untuk menggugah kesadaran tidak membuang sampah sembarangan. Sebab, inilah awal mula banjir kerap terjadi di sekitar kota dan desa di dekatnya. Ini lebih efektif dilakukan sebelum banjir itu datang.

Baca juga:  Klungkung Alami Penurunan Drastis Populasi Babi

Langkah awal untuk antisipasi cepat penanganan bencana juga terkait tanah longsor. Pihak BPBD sudah berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas PUPR. Artinya, ketika terjadi bencana tanah longsor, PU sudah siap dengan bantuan alat berat. Demikian juga Satpol PP dan Damkar, selalu siaga ketika diperlukan untuk membersihkan lumpur pada akses jalan. Dengan demikian, penanganan di lapangan lebih cepat.

Widiada juga minta warga yang ada di sekitar tebing dan pohon perindang meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari ancaman bencana alam tanah longsor dan pohon tumbang yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, kegiatan bersih-bersih lingkungan dari aneka macam sampah harus ditingkatkan di setiap desa. Sebab, ancaman banjir tidak hanya terjadi di sekitar kota, tetapi juga di desa-desa yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. (Bagiarta/balipost)

Baca juga:  Bappenas RI Bangun Trek Mangrove senilai Rp 1,4 Miliar di Nusa Ceningan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *