Menteri Keuangan Sri Mulyani. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gejolak capital outflow 2018 menyebabkan Penanaman Modal Asing (PMA) sempat mengalami tekanan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempermudah investasi demi menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tekanan global. Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Rabu (16/10) usai membuka ASEAN Chartered Profesional Accountans (CPA) 2019, di Inaya Putri Bali Hotel, Nusa Dua.

Perbankan dari sisi pertumbuhan kredit dikatakan juga masih terjaga momentumnya. Tekanan dari kondisi global menyebabkan banyak pelaku bisnis melakukan kalkulasi terhadap risiko. Hal ini terlihat dalam indikator PMA yang menurun, dan impor bahan baku dan barang modal juga mengalami tekanan pada 2018 dan 2019. “Ini yang perlu tetap kita waspadai untuk bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada saat beberapa faktor yang menyebabkan investasi itu mendapatkan tekanan yang berasal dari global,” ujarnya.

Baca juga:  Suhu Udara Permukaan Indonesia Naik 1,3 Derajat Celcius

Presiden pun sudah menyampaikan agar mempermudah investasi di Indonesia. Kemudahan investasi ini merupakan suatu hal yang akan terus diformulasikan oleh para menteri termasuk mengusulkan legislasi pada DPR.

Dengan membaiknya iklim investasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada 2019 yaitu 5,08 persen. Proyeksi pertumbuhan ini tidak terlepas dari tekanan terbesar pada ekspor karena mengalami negative growth.

Secara umum, ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen. Pertumbuhan ini dinilai cukup bagus jika dibandingkan dengan negara lain seperti yang disampaikan proyeksi IMF terhadap pertumbuhan RRT di bawah 6 persen yaitu 5,8 persen, India mulai turun di bawah 6 persen, dan negara-negara Eropa juga mengalami tekanan. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Bangun Bandara Soetta 2, Pemerintah Siapkan Rp 100 Triliun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *