DENPASAR, BALIPOST.com – Rangkaian karya angasti puja atma wedana maligia jangkep di Puri Agung (Satria) Denpasar, telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Pada Jumat (4/10) merupakan puncak karya dengan tingkatan utamaning utama. Rangkaian upacara telah berlangsung sejak pagi hari secara bergantian hingga larut malam.

Salah satu, yakni mapurwa daksina, yaitu berkeliling tiga kali mulai dari tempat upacara di Puri Agung Denpasar menuju Jalan Veteran, Jalan Patimura, Jalan Blimbing, Jalan Kedondong dan kembali ke Jalan Veteran. Puspa lingga dibawa masing-masing anggota keluarga sehingga jumlah yang ngiring mencapai ribuan.

Pada puncak karya, diawali dengan upacara atetangi, kemudian berlangsung ngadegang puspa lingga pada pukul 08.00 Wita, yang dilanjutkan dengan melaspas puspa, dan mapurwa daksina. Rangkaian upacara tidak berhenti sampai di sana.

Baca juga:  Jelang Nyepi, Masyarakat Diimbau Selektif Unggah Video di Medsos

Masih ada beberapa kegiatan hingga larut malam. Pamuput karya ini, di antaranya Ida Pedanda Gede Putra Tembau, Ida Pedanda Gede Pemaron, Ida Pedanda Gede Bluangan, Ida Pendanda Gede Sari Arimbawa dan Ida Pedanda Budha Jelantik Lila Arsa. Sejumlah panglisir puri di Bali serta raja-raja se-Nusantara hadir menyaksikan upacara.

Karya Maligia Jangkep ini digelar setelah dilakukan upacara palebon permaisuri Raja Denpasar IX (Ida Tjokorda  Ngurah Jambe Pemecutan) Dampati Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan, pada November 2018. Panglingsir Puri Agung Denpasar  Ida Tjokorda  Ngurah Jambe Pemecutan didampingi Dr. A.A. Ngurah Agung Wira Bima Wikrama,ST.,M.Si., disela-sela upacara mengatakan, karya maligia jangkep ini merupakan rangkaian dari upacara pelebon yang sebelumnya sudah dilakukan. Maligia Jangkep ini memiliki makna untuk menyucikan suksma sarira.

Baca juga:  Usaba di Pura Dalem Puri Nyejer Lima Hari

Hakikat dari upacara maligia itu adalah menyucikan badan halus (suksma sarira) dari berbagai kotoran agar menjadi satu, yakni bersatu kepada Tuhan. Sedangkan pada upacara palebon intinya untuk menyucikan wadah manusia atau badan kasar (stula sarira) yang terdiri atas unsur panca mahabuta, waktu Maligia menyucikan suksma sarira atau badan halus.

Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan menambahkan peserta atau yang ngiring (ikut) pada upacara Maligia Jangkep ini sebanyak 200 lebih. Pihaknya memberikan kesempatan kepada semua semeton yang ingin ngiring dalam karya ini untuk bisa bersama-sama menyukseskan karya ini. “Dulu saat kami melangsungkan karya palebon, semua ikut beramai-ramai membantu. Karena itu, sekarang saat ada karya Maligia Jangkep, kami siap menerima kembali,” katanya.

Baca juga:  Membludak, Pemedek Tangkil Saat Puncak Karya di Pura Lempuyang

Rangkaian karya Maligia Jangkep ini sudah dimulai pada Selasa (10/9) dengan kegiatan matur piuning karya yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa. Dilanjutkan Kamis (12/9) dengan kegiatan nyukat genah dan marisuda bumi.

Setelah beberapa rangkaian kegiatan, kembali digelar pada Sabtu (28/9), yakni melaspas payadnyan dan ngangget don bingin. Kemudian pada hari ini dilangsungkan upacara ngayut ke segara. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *