Kawasan Geopark Batur. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Geopark Batur bakal kembali direvalidasi oleh tim dari Unesco. Sesuai jadwal, kegiatan revalidasi akan berlangsung pada September 2020.

Dalam kegiatan revalidasi tersebut, tim akan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap perkembangan serta kemajuan geopark Batur dari berbagai aspek. Manager Geopark Batur yang juga Sekda Bangli Ida Bagus Giri Putra mengatakan revalidasi Geopark Batur dilaksanakan setiap empat tahun sekali.

Pada tahun 2020 mendatang, merupakan fase revalidasi Geopark Batur yang kedua. “Kalau revalidasi yang ke dua ini lolos, ini sudah jadi bagian yang tidak terpisahkan dari keberhasilan Geopark Batur,” kata Giri Putra, Senin (19/8).

Dijelaskannya, di dalam geopark terdapat tiga keragaman yang harus senantiasa dijaga dan dikembangkan untuk menimbulkan dampak ekonomi yang didasari atas edukasi dan konservasi. Tiga keragaman itu yakni keragaman geologi (geo diversity), keragaman hayati (bio diversity) dan keragaman budaya (culture diversity).

Baca juga:  Wujudkan Kota Hijau Perlu Kepedulian Warga

Giri Putra mengatakan, dalam revalidasi nanti pihaknya akan menampilkan sucsess story Geopark Batur kepada tim Unseco. Disebutkannya, dalam kurun waktu empat tahun terakhir pasca revalidasi yang pertama, Geopark Batur telah mengalami perkembangan dan kemajuan.

Secara fisik, di kawasan Geopark Batur telah dibangun view point Penelokan serta menara pandang di Desa Abang Batundinding dalam rangka mengembangkan geotourism. Telah dibentuk juga Badan Pengelola, yang kedepannya tidak saja sebatas memungut retribusi namun juga melakukan edukasi dan pemberdayaan konservasi.

Baca juga:  Jaga Lingkungan "Rumahnya" Pariwisata, IHGMA Bali-BVA Sepakati Pengurangan Plastik

Di kawasan Geopark Batur saat ini juga telah dibangun demplot instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menjaga kelestarian air Danau Batur yang merupakan bagian dari geosite. Secara non fisik, selama ini telah dilaksanakan pelatihan bagi guide, pengerahan masyarakat peduli lingkungan yang sinergisitas dengan ASN, TNI/Polri, dan seluruh ormas yang ada untuk senantiasa melakukan giat kebersihan sampah plastik di areal kaldera Batur. “Termasuk juga pembentukan pokja pengelolaan Danau Batur. Dimana Danau Batur masuk sebagai 15 danau prioritas yang harus dipulihkan,” jelasnya.

Jelang revalidasi nanti, Giri Putra mengatakan akan menindaklanjuti beberapa catatan dan rekomendasi yang telah diberikan tim saat revalidasi yang pertama. Diantaranya yakni melakukan koordinasi dengan perhimpunan pramuwisata pendakian gunung Batur (P3GB) untuk pembangunan kios souvenir yang bertemakan geoproduct.

Baca juga:  Kota dalam Hutan Apa Hutan dalam Kota?

Selain itu, juga melakukan penataan terhadap kuburan Trunyan dengan membuatkan pagar pembatas sehingga wisatawan yang berkunjung tidak terlalu dekat dengan kuburan. Tujuannya untuk menjaga kesakralan tempat tersebut.

Serta menindaklanjuti beberapa caatatan dan rekomendasi Unesco lainnya. “Saya selaku GM geopark Batur, berharap kepada seluruh komponen, kita bersama-sama melakukan upaya-upaya dalam rangka green card dari Unesco. Geopark ini milik kita semua. Bukan milik Bangli saja, tapi milik Indonesia. Karena yang berkibar di Unesco adalah bendera merah putih atas nama Indonesia,” sebutnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *