Satpolair Banyuwangi menggelar patroli di perairan Selat Bali, belum lama ini. (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Aksi pengeboman ikan di Selat Bali yang marak beberapa tahun terakhir, kini tiarap. Pemicunya, dua pelaku pengebom ikan asal Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, A dan S memilih tiarap, menyusul digerebeknya penyuplai bahan peledak di Situbondo, Jawa Timur.

Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP Subandi mengatakan pihaknya aksi pengeboman ikan di Selat Bali sempat marak cukup lama. Terakhir, tahun 2015-2016, duo bomber, A dan S harus berurusan dengannya. Setelah keluar penjara, keduanya tetap beraksi. Keduanya baru tiarap setelah suplayer besar bahan peledak berhasil dibongkar Mabes Polri. “ Selama ini, duo bomber Selat Bali ini mendapat pasokan dari suplayer Situbondo. Karena sudah digerebek suplayernya, keduanya sudah tiarap. Kita pastikan tidak ada bom ikan lagi di Selat Bali,” kata Subandi, Senin (25/2).

Baca juga:  Kasus PLTU Celukan Bawang, Warga dan Greenpeace Ajukan Banding

Subandi menjelaskan, pelaku pengeboman ikan di sekitar Selat Bali selama ini hanya A dan S. Keduanya selalu nekad meski berkali-kali berurusan dengan aparat. Salah satu alasannya, tak memiliki penghasilan, selain menggunakan bom. Dengan bom seberat 3 kilogram, para pelaku bisa meraup ikan hingga 8 ton. “Jadi, menggiurkan. Tapi, mereka sudah benar-benar tiarap karena suplayernya tertangkap,” jelasnya.

Bahkan, kata Subandi, pengungkapan jaringan pemasok peledak ini berkat pengakuan A dan S. Meski memastikan tiarap, lanjut Subandi, pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan duo bomber tersebut.

Baca juga:  Ratusan Anggotanya Naik Pangkat, Ini Disampaikan Pangdam

Salah satunya, memberikan kegiatan ekonomi agar tak kembali menggunakan bom. “Kami bersama Dinas Perikanan dan Dinas Pariwisata Banyuwangi, memberdayakan keduanya mengelola mangrove center di Desa Bengkak, Wongsorejo. Ini untuk mengubah mata pencaharian keduanya,” tegas Subandi.

Terpisah, perwakilan Pengawasan Sumberdaya Perikanan dan Keluatan (PSDKP) Banyuwangi Kristian mengatakan aksi pengeboman ikan di sekitar Selat Bali menjadi atensi khusus Kementerian Kelautan dan Perikanan. Salah satunya, dengan menggelar patroli dan pendampingan kepada kelompok masyarakat pesisir. “Kita mengajak masyarakat pesisir membudidayakan potensi menjadi kawasan wisata. Salah satunya wisata mangrove,” jelasnya.

Baca juga:  Relaksasi PPnBM Mobil Berdampak Positif Bagi Industri Otomotif

Tujuannya, para pelaku pengebom ikan bisa meninggalkan kegiatannya dalam mencari ekonomi. Lalu, mengajak masyarakat mengawasi kemungkinan kegiatan pengeboman ikan. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *