Meski masih dalam tahap penataan, taman wisata Tanah Pegat sudah 60 persen rampung. Sejumlah spot selfie pun sudah mulai tertata. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Dengan sentuhan kreativitas, lahan pribadi yang awalnya hanya tegalan kosong kini bisa berubah menjadi tempat menarik untuk dikunjungi. Seperti yang dilakukan salah seorang warga banjar Tanah Pegat, kecamatan Tabanan, I Gusti Putu Susila.

Memiliki lahan pribadi seluas sekitar 12 are yang berlokasi dekat dengan sungai Yeh Empas, membuat dirinya mencetuskan ide untuk menyulap lahan itu menjadi taman wisata dengan konsep alamnya yang masih asri.

Saat memasuki pintu masuk taman wisata ini, pengunjung akan dimanjakan dengan suasana asri yang tidak banyak berubah dari suasana aslinya. Sejumlah pekerja pun masih tampak melakukan penataan. Karena memang taman wisata ini baru digarap sejak 1,5 bulan, dan diharapkan soft opening di pertengahan bulan November ini.

Baca juga:  Politik Jangan Dianggap Laki-laki, Peran Perempuan di Kultur Patriarki

Lebih ke dalam, pengunjung akan menjumpai spot spot selfie yang sengaja dibuat untuk memanjakan pehobi swafoto. Serta sejumlah tempat yang cocok untuk melakukan pemotretan praweding. Tak hanya sampai disana, bebatuan di sungai pun diberi nuansa warna warni yang menambah kesan suguhan tempat rekreasi yang menarik, unik dan spesial. Serta juga dilengkapi dua buah perahu karet yang nantinya dimanfaatkan untuk kegiatan arung jeram. Serta akan dirancang pula ayunan ekstrem untuk menguji adrenalin.

“Konsep awal sebenarnya ingin menjadikan tempat rekreasi yang bernuansa alam, dan menarik masyarakat berekreasi ke desa, dengan nama Taman Wisata Tanah Pegat,”terang Gusti Putu Susila.

Pria yang sudah hampir 14 tahun bergelut di dunia panggung dan dekorasi ini melihat di Tabanan khususnya masih sangat kurang lokasi untuk rekreasi yang menawarkan suasana yang asri, nyaman dan tenang. Apalagi di lahan yang tengah ditata untuk taman wisata ini dulunya khususnya aliran sungai yang ada merupakan tempat rekreasi  usai hari raya besar keagamaan. “dulu kata para tetua, sungai ini tempat rekreasi untuk bermain jukung saat hari raya. Ini yang coba saya kembangkan, bahkan awalnya dirancang sebagai lokasi memancing namun ide ide baru terus berkembang, ini baru rampung 60 persen,”  ucapnya.

Baca juga:  Begini, Aturan Denda Tak Pakai Masker dan Langgar Prokes di Pergub 46 Tahun 2020

Terkait keberadaan taman wisata Tanah Pegat ini, lanjut Gusti Putu Susila sudah diusulkan ke desa supaya menjadi banjar wisata yang memanfaatkan alam yang ada terutana di sungai, karena sangat cocok untuk aktivitas memancing.

“Jika ini sudah rampung, kami juga berencana menggandeng kelompok komunitas khas Tanah Pegat dalam penyajian kuliner. Disini ada menu khas seperti sup kakul, sate kakul dan lindung bejek, intinya kami juga ingin mengangkat potensi yang ada di desa,”pungkasnya.

Baca juga:  Penutupan Kawasan Wisata Gunung Bromo Diperpanjang

untuk masuk ke taman wisata ini, nantinya pengunjung hanya dikenakan parkir saja.

Terciptanya taman wisata Tanah Pegat yang diperuntukkan untuk masyarakat yang ingin bersantai dan berteduh saat mengadakan kegiatan memancing, ternyata sudah sangat dinanti oleh pengunjung. “Sudah banyak yang mengatakan ingin datang kesini, apalagi tempat ini banyak yang mengatakan cocok untuk kegiatan meditasi dan yoga,  tetapi karena masih dalam penataan, jadi memang belum kami buka,” ucapnya. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *