Para pelajar SMP yang mendapat pembinaan di Mapolsek Sukawati Senin siang. (BP/ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Warga Kecamatan Sukawati digegerkan dengan aksi tawuran antara dua kelompok pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Sukawati, Senin (29/10). Sebelum bentrok fisik berlangsung para siswa yang masih berpakaian sekolah ini harus diangkut ke Mapolsek Sukawati. Dugaan sementara aksi ini terjadi dipicu salah paham antara remaja SMP.

Informasi dihimpun menyebutkan, bentrokan itu terjadi antara salah satu SMP swasta dengan salah satu SMP negeri yang sama-sama berada di Kecamatan Sukawati. Salah satu kelompok pelajar SMP awalnya mencorat-coret bagian tembok. Lalu sempat ditegur oleh SMP lainnya.

Baca juga:  Pelajar Terseret Arus Pantai Pangkung Tibah Ditemukan

Tidak terima dengan teguran itu, emosi dua kelompok pelajar ini pun memuncak. Beruntung aksi itu tidak sampai berujung pertumpahan darah. Tak lama kemudian, polisi yang sedang patroli memperoleh informasi lalu mengamankan para siswa.

Para pelajar, baik negeri dan swasta langsung dicari ke sekolah masing-masing. Mereka dibawa dan diangkut ke polisi menggunakan mobil patroli bak terbuka menuju Polsek Sukawati.

Sementara itu, Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Sugiharta, membenarkan para siswa sempat diamankan di Mapolsek pada Senin siang. Namun tak lama mereka dipulangkan kembali. “Tidak ada tawuran, hanya kenakalan remaja saja, corat-coret,” ujarnya.

Baca juga:  Imported Case COVID-19 Mendominasi di Bali, Warga Diminta Tak Lakukan Ini

Pande mengaku, salah satu kelompok pelajar SMP mencoret tembok SMP lainnya, sehingga memicu kegaduhan. “Masih saling tuding mereka, tidak tahu mana yang benar dan salah,” ujarnya.

Daripada keributan memuncak, maka para pelajar itu pun diberikan pembinaan. Bahkan, saat pemberian pembinaan, pelajar itu didampingi oleh guru dari masing-masing sekolah. “Itu sudah kami bina, dan mereka tidak akan mengulangi lagi, dibuatkan surat pernyataan,” tukasnya.

Baca juga:  Dituntut 7,5 Tahun, Rekanan Kasus Masker Divonis Bebas Hakim Tipikor

Usai pembinaan, mereka kemudian dipulangkan. Mereka diminta tidak mengulangi lagi perbuatannya dan tidak saling menyulut amarah sesama pelajar. (manik astajaya/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *