Tim penyelamat berupaya melakukan evakuasi korban gempa di Lombok Utara. (BP/kmb)

LOMBOK, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 21 desa di tiga kabupaten di Pulau Lombok terisolir dan membutuhkan bantuan pascagempa dengan kekuatan 7 skala richter (SR) yang terjadi pada Minggu (5/8) petang. Ke-21 desa terisolir tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Barat (Lobar).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan di KLU, sebanyak delapan desa yang terisolir tersebar di empat kecamatan. Masing-masing di wilayah Kecamatan Bayan ada tiga desa, yakni Bayan Beleq, Mumbul Sari dan Sambik Elen. Di wilayah Kecamatan Tanjung sebanyak tiga desa, yakni Desa Teniga, Desa Medana dan Dusun Tempak Desa Tegal Maja. “Dusun Tempak belum tersentuh bantuan apapun,” kata Sutopo, Selasa (7/8).

Baca juga:  Gianyar Siapkan Anggaran Rp 1,3 Miliar untuk Pilkel Serentak

Sedangkan di Kecamatan Kayangan sebanyak dua desa yang terisolir. Yakni Desa Salut dan Desa Tukak Bendu Santong. Di Desa Tukak Bendu Santong masyarakat di dua desa tersebut membutuhkan makanan, minuman, pakaian dan logistik. Sementara di Desa Salut, masyarakat butuh air minum, obat-obatan, tenaga medis dan selimut.

Sutopo menjelaskan, di Desa Bayan Beleq masyarakat korban gempa membutuhkan makanan, terpal, selimut, air bersih, penerangan, obat-obatan dan tenaga medis. Ia mengatakan PDAM Lombok Utara telah memutuskan aliran air karena sebagian besar jaringan pipa hancur. Masyarakat di desa tersebut berpotensi mengalami krisis air bersih selama 12 hari ke depan.

Baca juga:  BMKG Minta Nelayan dan Pelaku Usaha Waspadai Potensi Gelombang Tinggi

Untuk masyarakat yang berada di Desa Mumbul Sari, membutuhkan makanan, terpal, selimut, air bersih, penerangan, obat-obatan dan tenaga medis. Di Desa Teniga, masyarakat membutuhkan makanan, obat-obatan dan tenaga medis.

Di Lombok Barat sebanyak tiga desa terisolir. Semuanya berada di Kecamatan Gunung Sari. Tiga desa tersebut adalah Desa Mekar Sari, Desa Kekait dan Wadon. Masyarakat membutuhkan tenda, tikar, selimut, obat-obatan, genset dan tenaga medis. “Satu kampung 100 persen tak bisa ditempati rumahnya, belum mendapatkan bantuan apapun,” imbuhnya.

Sementara itu, di Lombok Timur, 10 desa di Kecamatan Sembalun dan Sambelia terisolir. Masing-masing, lima desa di Kecamatan Sembalun dan lima desa di Kecamatan Sambelia. Lima desa di Kecamatan Sembalun yakni Desa Sajang, Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sembalun Bumbung dan Bilok Petung. Sedangkan lima desa di Kecamatan Sambelia yang terisolir yakni Obel-Obel, Belanting, Darakunci, Madayin dan Bagik Manis.

Baca juga:  Dari Identitas Tiga Korban Tewas di Jalur Bangli-Besakih hingga Puluhan Wisatawan Dievakuasi

Sutopo menjelaskan, masyarakat membutuhkan makanan, selimut, air mineral, MCK, tenaga medis, obat-obatan dan trauma healing. Di Desa Belanting dan Darakunci, pengungsi mulai diserang demam, flu, muntaber. Selain diserang penyakit demam dan flu, pengungsi juga masih dilanda rasa ketakutan. (kmb/Suara NTB)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *