Warga melakukan bersih-bersih di pura yang ada di Pantai Pering. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Tembok penyengker pada Pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa, di Pantai Pering, Kecamatan Blahbatuh roboh. Kerusakan tembok penyengker ini terjadi akibat diterjang gelombang laut. Pasir pantai juga masuk ke areal pura yang diempon oleh Puri Ageng Blahbatuh itu.

Tembok bagian timur dan utara pura tersebut roboh kena terjangan gelombang. “Beton ada yang diseret jauh ke utara (letak pura di selatan dekat pantai, red),” jelas warga Pering Ketut Sudira, Kamis (26/7).

Kondisi kian parah ditemukan pada Kamis (26/7). Diketahui ada dua patung yang berada di pelinggih padmasana roboh. Sejumlah patung di depan pelinggih rusak, bahkan ada yang sampai tertimbun pasir pantai. “Satu patung ini tertanam pasir pantai. Pasir naik, masuk ke dalam areal pelinggih ini,” ujarnya.

Baca juga:  HUT Ke-49 PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan Wayan Koster Gelorakan Semangat Berpolitik Merawat Lingkungan

Sedangkan, pelinggih berupa padamasana masih berdiri kokoh. Ia bersama sejumlah warga lainnya berusaha bersih-bersih sebisanya di lokasi tersebut. “Patung yang tertanam ini berat sekali. Harus pelan-pelan membereskannya,” jelasnya.

Mengenai kerusakan pura tersebut, pria yang juga nelayan itu telah melapor ke pihak Puri Ageng Blahbatuh selaku pangempon. Dikatakan Sudira, air laut juga membahasahi areal wantilan yang ada di Pura Suwun Kidul yang masih dalam satu kawasan. “Pura Suwun Kidul ini berada di utara, tak jauh dari pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa,” katanya.

Baca juga:  Pascarobohnya Pura Prajapati Akibat Longsor, Guru Piduka Digelar

Secara terpisah petugas Balawista Pos III Gianyar, Wayan Join Hermanto, mengaku kondisi di Pantai Lebih bertambah parah. “Tapi belum ada yang terdampak, karena masyarakat sudah tanggap, akan ada ombak besar,” jelasnya.

Diungkapkan air laut masih naik ke daratan dan menggenangi areal parkir warung olahan ikan di pantai itu. Bahkan, air juga masih merendam jalan By Pass IB Mantra yang mengarah ke Pantai Lebih. “Perahu sudah diikat dan diamankan. Tidak ada nelayan melaut karena situasinya seperti ini,” ungkapnya.

Mengenai kondisi warung olahan ikan, masih tetap buka. Hanya saja areal parkir tergenang mencapai selutut kaki orang dewasa.

Baca juga:  Bali Kembali Pecahkan Rekor, Ini Lima Penyumbang Tambahan Kasus COVID-19 Terbanyak

Sementara Kepala badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, A.A. Gde OKa Digjaya kembali mengingatkan nelayan untuk tidak melaut karena gelombang tinggi masih terjadi. Ia juga mengingatkan para nelayan untuk menempatkan dengan baik masing-masing perahu yang ditinggal di pinggir pantai.

Menurut Digjaya kondisi ombak pada Kamis sudah lebih kecil dibandingkan hari sebelumnya. Namun menurut prakiraan BMKG dalam beberapa hari ke depan, gelombang masih akan tinggi. “Terutama saat Purnama, perkiraan gelombang akan tinggi,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *