Mesin tempel berbahan elpiji bantuan dari Kementerian ESDM untuk ribuan nelayan di Jembrana. Diantaranya dijual oleh penerima dengan berbagai alasan. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah mesin bantuan untuk nelayan dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) diketahui dijual oleh para penerima. Mereka mengaku menjual mesin yang menggunakan bahan bakar gas itu dengan berbagai alasan. Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana telah mendata dan meminta para penerima ini nantinya bertanggungjawab.

Dari informasi yang dihimpun, Rabu (11/4), Dinas terkait belum lama ini telah turun mengecek ke sejumlah nelayan penerima bantuan tersebut. Faktanya, memang ada sejumlah nelayan yang menjual mesin, tetapi hanya tabung gas saja. Sedangkan mesin masih dipergunakan oleh para nelayan. Para nelayan yang ketahuan menjual ini beralasan bahan bakar menggunakan gas elpiji itu kurang efektif dan tidak nyaman.

Baca juga:  Dari Jokowi dan Keluarga Kunjungi Bali Safari hingga Polisi Siaga di Pintu GOR Ngurah Rai

“Ada yang beralasan panas, berat (dibawa), macam-macam. Kita sudah sampaikan kepada mereka agar nanti ini dipertanggungjawabkan ketika pihak pemberi bantuan mengecek,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana, Made Dwi Maharimbawa.

Dari pengecekan Dinas, ada sekitar 7 nelayan yang menjual paket mesin bantuan yang tersebar di beberapa desa. Seperti para penerima di Candikusuma, Cupel dan Pengambengan. Bantuan mesin tempel dari Kementerian ESDM ini tergolong baru. Mesin tempel berbahan bakar elpiji dengan kekuatan 8,5 PK ini disebutkan bisa menghemat bahan bakar dan lebih ramah lingkungan. Sebab tidak menggunakan BBM (bahan bakar minyak) seperti mesin-mesin biasanya. Kendati demikian nelayan masih bisa menggunakan dengan BBM.

Baca juga:  Kodam Gelar Simulasi Vaksinasi COVID-19, Ini Alurnya

Ternyata, tidak semua nelayan nyaman menggunakan mesin tersebut, sehingga mereka menjual bagian dari mesin itu. Pola penyerahan bantuan juga langsung kepada individu nelayan bukan melalui kelompok seperti bantuan yang dianggarkan di APBD. “Kalau yang di APBD kita salurkan ke kelompok, lengkap dari perahu (fiber), mesin dan alat tangkap,” terang Maharimbawa.

Untuk bantuan serupa (mesin tempel elpiji), belum diketahui apakah tahun ini akan mendapat lagi. Namun yang pasti untuk bantuan perahu untuk kelompok yang dianggarkan dari APBD Kabupaten  ada. Pemerintah memberikan bantuan mesin kepada nelayan sebenarnya untuk mengangkat derajat ekonomi mereka.

Baca juga:  JBT Siapkan Lajur Khusus Rombongan VVIP IMF-WB

Sebelumnya, tahun 2017 lalu sebanyak 1.305 nelayan mendapatkan bantuan paket mesin tempel dari Kementerian ESDM tersebar di di lima kecamatan dengan jumlah variatif.   Untuk di Kecamatan Melaya  260 Paket, Negara 645 Paket, Jembrana 277 Paket, Mendoyo serta Pekutatan 123 Paket. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *