Cuaca ekstrem
Pelayaran kapal pengangkut barang dari Pulau Sapaken – Sangsit terhenti sejak Jumat (26/1) lalu. Ini menyusul cuaca buruk mulai melanda perairan Bali Utara beberapa hari terakhir ini. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Cuaca ekstrim beberapa hari terakhir ini, membuat kapal pengangkut barang yang biasa berlayar dari Pulau Sapaken, Madura Jawa Timur (Jatim) ke Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit, Kecamatan Sawan terhenti.

Pantauan di PPI Sangsit Selasa (30/1), tidak terlihat aktifitas di kawasan ini. Hanya beberapa warga yang tinggal di sekitar PPI saja yang lalu lalang. Sementara diujung dermaga tidak ditemukan adanya kapal yang menyandar.

Jika pada cuaca normal, kapal dari Sapaken sehabis membongkar muatan ikan segar atau ikan awetan, sore atau malam hari akan kembali berlayar ke Sapeken. Saat kembali ke Sapaken, kapal ini mengangkut barang kebutuhan pokok hingga bahan-bahan bangunan yang dibeli di Singaraja.

Baca juga:  Didominasi Laki-laki, Tambahan Warga Bali Meninggal COVID-19 Hari Ini

Selain itu, kapal ini sering mengangkut beberapa penumpang yang masih ada hubungan keluarga atau kerabat dari para anak buah kapal (ABK) itu sendiri.

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Buleleng Ni Luh Putu Eka Suyasmin mengatakan, pelayaran kapal ikan dari Pulau Sapaken terhenti mulai Jumat (26/1) lalu dan hingga sekarang tidak ada informasi kapal yang berlayar menuju PPI Sangsit. Penundana pelayaran ini terjadi karena gelombang tinggi dan angin kencang mulai melanda perairan Bali Utara bebeapa hari terakhir ini. Kendati aktifitas pelayaran terhenti, namun pihaknya tidak memiliki kewenangan menutup aktifitas di PPI.

Baca juga:  Sibuk Urus Pengungsi

Hal ini karena PPI sendiri hanya sebagai penerima kapal yang masuk dan memberangkatkan kembali kapal ke Pulau Sapaken. Hanya saja, dalam cuaca ekstrem seperti sekarang ini, pihaknya tetap memantau aktifitas di PPI termasuk menggali informasi dengan pihak pelabuhan di Pulau Sapaken. Kalau tetap ada kapal yang berlayar dalam cuaca buruk ini, pihaknya membantu dengan menyebarkan informasi perkiraan cuaca yang diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dari informasi perkiraan cuaca tersebut, diharapkan bisa dipatuhi, sehingga bisa mencegah terjadinya kecelakaan pelayaran akibat cuaca buruk seperti sekarang ini. “Kami tidak bisa mempredikasi sampai kapan. Acuannya perkiraan cuaca BMKG yang kami sebarkan ke pelabuhan di Sapeken. Memang kalau cuaca seperti ini rawan terjadi kecelakaan pelayaran, sehingga kami menghimbau untuk memperhatikan cuaca dulu sebelum berlayar,” katanya.

Baca juga:  Bali Berpotensi Jadi "Next Silicon Valley"

Selain aktivitas pelayaran terhenti, perahu milik nelayan tradisional di sekitar PPI telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman untuk menghindari terjangan gelombang pasang. Tak ayal, PPI yang biasnaya ramai oleh aktifitas bongar muat barang dari kapal asal Madura atau daerah lain, sekarang berubah sepi. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *