Gunung
Prosesi upacara di Pura Besakih. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Meski pun Gunung Agung sedang berada pada level IV (awas), namun rangkaian pujawali Usaba Kapat di Padma Tiga Penataran Agung Besakih, Kamis (5/10) tetap berjalan seperti biasa. Ida Bhatara juga tetap nyejer selama tiga hari seperti prosesi biasanya.

Dalam pujawali kali ini, rangkaian upacara ditambah dengan menghaturkan guru piduka kepada Ida Bhatara yang berstana di Gunung Agung. “Meski Gunung Agung di level awas, tidak ada pengurangan upacara. Justru ada penambahan upacara yang ditujukan kepada Ida Bhatara yang berstana di Gunung Agung,” kata Jero Mangku Sueca, di sela-sela pujawali, Kamis (5/10).

Baca juga:  76 Tahun SPS, Pers Mencerdaskan dan Mengedukasi Generasi Bangsa

Dibeberkan, meski gunung sedang kritis, Ida Bhatara tetap nyejer selama tiga hari. Ini sama dengan pujawali saat gunung berstatus normal.

Eedan karya, selain menghaturkan caru dan piodalan, juga ada penambahan untuk memohon kepada Ida Bhatara yang berstana di Gunung Agung agar tidak sampai ada musibah besar. Sarana tambahan tersebut berupa banten sorohoan dan pebangkit serba putih; guru piduka serta caru bebek dan ayam putih. “Tujuannya tentu agar jagat rahayu,’’ imbuhnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Masih Tambah 80-an, Hampir 50 Persen Ada di Satu Wilayah

Gusti Mangku Jana menambahkan, upacara usaba kapat di tengah status awas Gunung Agung tetap dilaksanakan agar tidak sampai terjadi prosesi yang terpotong. Melalui upacara ini diharapkan jagat rahayu, sejahtera dan alam serta isinya tetap terpelihara.

Lanjut dia, puncak pujawali dipuput dua sulinggih yakni pedanda Siwa-Budha. Dengan status Gunung Agung di level bahaya, dia mengakui krama yang tangkil untuk melakukan persembahyangan juga sedikit.

Baca juga:  Dorong Kemajuan UMKM, Gubernur Koster Gratiskan Stand Pameran PKB

Warga yang datang tidak berjubel seperti saat pujawali ketika gunung berstatus normal. Pihaknya mengaku sudah mengimbau warga untuk melakukan persembahyangan di Pura Sad Khayangan, Dang Khayangan, Tri Khayangan maupun merajan masing-masing.

Dikatakan pula, setelah semua prosesi pujawali dilalui, sesuai imbauan yang berwenang, tempat itu akan kembali dikosongkan. Hanya pihak-pihak yang sedang melakukan tugasnya diperbolehkan berada di tempat tersebut. ‘’Kami tetap patuhi imbayan yang berwenang. Setelah upacara harus ke bawah, di tempat yang telah disediakan,’’ paparnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *