BANGKOK, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya panen pujian di acara 28th Annual TTG Travel Awards 2017. Malam gala dinner di Hotel Grand Centara at CentralWorld, 28 September 2017 itu seolah-olah menjadi malam perayaan akan sukses Wonderful Indonesia.

Nama Wonderful Indonesia diulang-ulang, disebut-sebut oleh MC. Juga dibicarakan dari meja ke meja. Dan Menpar Arief Yahya seolah-olah menjadi host-nya.

Tiga “kebanggaan” mampir bersama kehadiran menteri kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur itu ke Bangkok. Pertama, Indonesia ditetapkan sebagai penerima piala no 1, Destination of the Year 2017 Asia Pasifik. Posisi yang sejak 2010 selalu didudukki Thailand (3x) dan Singapore (2). “Terima kasih TTG, kami makin bangga dengan penghargaan ini,” kata Arief Yahya.

Bali sudah menjadi destinasi no 1 dunia versi Trip Advisor 2017. Kini Indonesia nomor 1 versi TTG, sebagai Destination of the Year 2017 Asia Pacific.

Kedua, begitu Menpar Arief turun stage, lima LED back drop acara di ballroom langsung diputar video juara kompetisi pariwisata UNWTO. David dan Widika tampil lagi di video terbaik dunia, yang berjudul The Journey of a Wonderful Worlds itu.

Selama 3 menit seluruh audience yang hampir semuanya berjas, dasi dan bergaun pesta itu dibuat terdiam. Tertegun dan seolah tak berkedip menunggu video itu berakhir. Begitu sampai di ujung voice Louis Armstrong dengan  lagu What a Wonderful itu, sekitar 500 audience bertepuk tangan riuh.

Ketiga, sebagai tokoh pariwisata dunia, nama Arief Yahya bahkan mendapat kehormatan untuk memberikan piala kepada para jawara  Kategori Travel Hall of Fame. Perusahaan yang sudah 10 kali juara. Ada 15 daftar travel hall of fame yang piala gold plate berdesain Hermes, pembawa pesan para dewa, dalam mithologi Romawi itu.

Baca juga:  Donald Trump Menjalani Sidang Suap ke Bintang Film Dewasa

Para CEO dan GM perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata di Asia pun bangga, yang menyerahkan penghargaan itu eksklusif langsung dan bersalaman dengan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya didampingi CEO TTG Darren Ng.

Dari pimpinan Singapore Airlines, Singapore Changi Airport, Hertz Asia Pacific, Royal Cliff Beach Resort, Star Cruises, Abacus International, Silk Air, Lotte Tour, Hongkong International Airport, Raffles Hotel, Regal Airport Hotel, Banyan Tree Spa, Qatar Airways, Thai Airways, Thailand Convention & Exhibition Bureau,

Malam Penghargaan the 28th Annual TTG Travel Awards 2017 itu menjadi amat berkelas, berkesan, dan punya bobot. Sekitar 500 audience, yang semua berasal dari prlaku bisnis pariwisata, hadir di sana.

Dari Indonesia yang mendapatkan penghargaan juga ada Panorama Tour untuk kategori best travel agency di Indonesia, dan Best City Hotel The Ritz Carlton Jakarta.

TTG adalah media yang khusus pariwisata dan eksis di setiap travel mart di seluruh dunia. Sebagai media, TTG tergolong sudah berusia senior. Media ini didirikan sebagai Travel Trade Gazette tahun 1953, dan bergerak di liputan pariwisata.

TTG Travel Awards adalah penghargaan bergengsi bagi industri travel se-Asia Pasifik sejak tahun 1989. Acara tahunan itu bertujuan untuk menghormati organisasi dan individu dalam 4 kategori.

Baca juga:  KBRI Tokyo : Promosi Kemenpar Semakin Kencang di Jepang

Diantaranya, travel supplier, travel agency, outstandimg achievement and travel hall of famr. Acara ini digelar oleh TtG Asia dengan dukungan dari TTG India, TTg China, TTG Mice, TTg Associations, TTC BT Mice China dan TTG Asia Luxury.

Sejak pertama kali penghargaan dimulai, acara ini tumbuh secara signifikan dari industri dan jumlah penghargaan yang diberikan. Dari hanya 10 kategori tahun 1989, sekarang lebih dari 80 awards yang dibagi dalam 4 kategori.

Sistem pungutan suara atau voting dilakukan selama 2 bulan dari Mei sampai Juli 2017. Mereka meminta para profesional industri, termasuk pembaca TTG Asia, TTG Mice, TTg China, TTG India, TTG Bt Mice China, TTG associations dan TTG Asia Luxury untuk memberikan suaranya.

Ada dua sistem pemungutan suara, yakni Pertama, Travel Supplier Awards, suara yang diberikan oleh konsultan perjalanan, operator tour dan perusahaan pengelola perjalanan.

Kedua Travel Agency Awards, suara yang diberikan oleh para pelaku bisnis perhotelan, staf penerbangan, penyewaan mobil, operator penyiaran, organisasi pariwisata nasional, perusahaan GDS dan semua profesional perjalanan lainnya.

Masih ada dua kategori lagi, yakni Outstanding Achivement Awards yang paling bergengsi. “Tahun lalu juaranya Thailand! Sejak 2010, Thailand juara 3 kali (2012, 2013, dan 2016). Lalu Singapore 2 kali (2010 dan 2011). Tahun ini Wonderful Indonesia yang bakal naik panggung,” kata Arief Yahya.

Kategori ke-4 adalah Travel Hall of Fame, bagi mereka yang sudah 10 kali juara. Ada 15 daftar travel hall of fame yang sudah tidak dipertandingkan lagi, karena konsisten juara.

Baca juga:  Sriwijaya Air Group Eksis Jelajahi Raja Ampat

“Terima kasih TTG, kami mendapatkan Destination of the Year 2017 untuk Asia Pasifik , itu penghargaan paling bergengsi dalam Outstanding Achievement Awards ini. Dengan award itu, semakin memperkuat 3C kita, Calibration, Confidence, dan Credibility,” jelas Arief Yahya.

Salah satu yang membuat Indonesia memperoleh penghargaan ini, karena dinilai bahwa pariwisata Indonesia sangat progresif, sangat pro aktif dan punya inisiatif kuat, dalam memajukan industri pariwisata.

Soal award TTG di Bangkok ini, Arief Yahya memang punya misi lain lagi. Dia penasaran, untuk mempelajari sukses Thailand dalam membangun pariwisatanya. “Kalau ibarat Indonesia, Thailand itu seperti Bali-nya. Ikon pariwisata ASEAN,” jelas Menpar Arief Yahya.

“Terus terang saja, bahasa jelasnya saya ingin belajar dari Thailand. Karena itu saya sudah meminta Pak Ahmad Rusdi, Dubes RI di Bangkok untuk mempelajari keunggulan Thailand dari sektor pariwisata. Kita benchmark, yang baik dan cocok buat Indonesia kita pakai, yang tidak ya tidak kita pakai,” jelas Arief Yahya.

Benchmark, kata Arief Yahya, adalah cara yang paling tepat, paling baik, paling cepat, untuk maju dan menjadi yang terbaik. Benchmark itu membandingkan dengan yang sudah hebat, sudah kuat, dengan kita sendiri, agar tahu kelemahan dan kelebihan kita.

“Itulah patokan untuk bergerak dan melangkah, benchmark! Yang ringan-ringan dulu yang bisa menjadi quick win. Soal Kuliner, Street Food, keamanan, kebersihan, dll. Saya mau belajar dari sukses Thailand mendatangkan 30 juta wisman 2016,” ungkap Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *