balita
Pengungsi yang mengajak balita terus menangis dilokasi pengungsian. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Abu yang turun disertai angin kencang membuat suasana lokasi pengungsian cukup memprihatinkan. Terlebih, warga yang mengungsi terdiri dari anak – anak. Tangis balita pun terus “pecah” ditengah kepanikan suasana malam, Selasa dini hari (19/9).

Seperti di tempat pengungsian Puskesmas Rendang. Karena cuaca sangat dingin, sedikit ada abu, para pengungsi menjadi tidak bisa tidur. Banyak anak-anak balita, terus menangis. Ditengah kondisi tersebut, juga belum disertai dengan adanya masker yang cukup.

Baca juga:  Bali Laporkan Nihil Tambahan Korban Jiwa COVID-19

dr. Mertayasa, salah seorang dokter jaga Puskesmas berupaya menenangkan warga dan memberikan pengarahan. Bagi pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan, agar segera menghubungi petugas medis. Khususnya anak-anak, agar gangguan kesehatannya tidak semakin parah.

“Bagi pengungsi yang mengajak anak-anak, menjadi prioritas di dalam gedung, karena cuaca disana sangat dingin. Banyak anak-anak terserang flu, pilek, batuk-batuk,” katanya serta merta menyampaikan bahwa kepada pengungsi yang membutuhkan konsumsi, sudah disediakan di beberapa tempat. (bagiarta/balipost)

Baca juga:  PVMBG Bangun "Information Center" di Rendang

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *