MANGUPURA, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo meminta kepada jajaran Badan Pertanahan Nasional (BPN) memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat. Termasuk dalam pengurusan sertifikat tanah. Hal ini disampaikan Presiden ketika memberikan sambutan pada Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Bali, Jumat (8/9).

Dalam acara yang dihelat di Lapangan Mangupraja Mandala, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Provinsi Bali tersebut, Presiden juga mengatakan bahwa salah satu kendala lambatnya pengurusan sertifikat tanah adalah kurangnya tenaga juru ukur. Kini BPN telah memiliki juru ukur sebanyak 4.500 orang dari semula hanya 2.000 orang.

Baca juga:  Hari Ini, Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Dilaporkan 4 Zona Merah dan 3 Orange

“Sehingga mengukurnya lebih cepat, jadi enggak ada alasan lagi mengukurnya lamban,” ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyerahkan 3.500 sertifikat ke masyarakat Bali yang berasal dari empat kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar.

Saat ini baru 46 juta bidang tanah yang bersertifikat dari 126 juta bidang tanah yang ada. Untuk mempercepat proses pensertifikatan tanah, Presiden telah memerintahkan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN untuk menyerahkan 5 juta sertifikat pada tahun 2017, tahun 2018 sebanyak 7 juta sertifikat dan tahun 2019 menjadi 9 juta sertifikat.

Baca juga:  Vicon dengan ASN, Giri Prasta : Jangan Berpikir Badung Tak Punya Uang

Sertifikat tanah adalah tanda bukti hak hukum atas tanah yang telah dimiliki. “Oleh sebab itu harus tahu semuanya, berapa meter persegi yang dimiliki, letaknya dimana harus ngerti,” kata Presiden.

Selain itu, Presiden mengingatkan para pemilik sertifikat untuk menyimpannya di tempat yang aman. “Agar kalau genteng bocor tidak rusak dan difotokopi agar mengurusnya mudah kalau hilang,” ucap Presiden.

Presiden juga memahami bila ada pemilik sertifikat yang ingin mengagunkan sertifikatnya ke bank. Namun harus dimanfaatkan untuk menambah modal usaha atau hal yang produktif bukan untuk membeli mobil atau motor. “Tapi hati-hati kalau mau disekolahkan (diagunkan, red) di bank. Hati-hati, dihitung, dikalkulasi usahanya, masuk enggak? Bisa mencicil setiap bulan enggak?” ucapnya.

Baca juga:  Ekonomi Bali Diprediksi Jalan di Tempat

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *