Petani Jeruk di Kintamani mengeluhkan anjloknya harga jeruk. (BP/dok)
BANGLI, BALIPOST.com – Anjloknya harga jeruk di pasaran membuat sejumlah petani jeruk di Bangli pusing tujuh keliling. Sebab atas kondisi ini, membuat para petani jeruk merugi. Bahkan, ada petani yang membiarkan jeruk mereka yang sudah layak panen berjatuhan akibat harga jeruk yang kurang bersahabat.

Salah seorang petani jeruk di Desa Manikliu, Kintamani Jro Mangku Ketut Garis mengungkapkan, harga jeruk anjlok sduah terjadi sejak sebulan terakhir. Kata dia, anjloknya harga jeruk ini, membuat dirinya dan petani jeruk lainnya merugi. “Sekarang ini harga jeruk memang anjlok. Sebelumnya harga jeruk sempat bagus kisaran Rp 5-6 ribu per kilonya. Tapi sekarang ini turun lagi menajdi Rp 3.500- 4.000,” ungkapnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Tindak Tegas Dua WN Polandia Ganggu Ketertiban saat Nyepi

Jro Mangku Garis mengatakan dengan harga jeruk yang sekarang ini, jelas pihaknya mengalami kerugian. Menurutnya, bulan-bulan ini sejatinya harga sudah mulai membaik. Hanya saja, sampai sekarang ini harga jeruk tetap murah. “Jujur saya tidak tahu penyebab anjloknya harga jeruk. Mungkin karena ekonomi yang sedang lesu,” katanya.

Sementara itu, petani jeruk lainnya asal Banjar Kuwum, Desa Sukawana, Kintamani, Armada juga mengungkapkan hal serupa. Katanya, harga jeruk mulai berangsur-angsung turun sejak Hari Raya Idil Fitri lalu. “Sekarang harag jeruk kisaran Rp 3.500- 4000. Dengan harga segini sulit mendapat keuntungan. Palingan hanya pas untuk menutupi biaya oprasional saja,” jelas Armada. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Putus Penyebaran COVID-19, Pelaku Usaha Atraksi Wisata dan Rekreasi Siap Implementasikan Protokol K4
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *