Bupati PAS menyerahkan secara simbolis PKH kepada KPM di Buleleng. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) kabupaten Buleleng mendapat bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) tahap I, Kamis (22/6). Program yang akan bergulir dalam rentang waktu enam tahun ini sebagai salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan yang tak hanya menjadi persoalan daerah, tetapi juga nasional.

Di balik sisi positifnya, program ini belum didukung jumlah petugas pendamping yang memadai. Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang menjelaskan bantuan yang dicairkan pada tahap I ini untuk 5.590 KPM dari total 11.258 KPM. Program yang langsung dari pemerintah pusat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan keluarga sangat miskin, meningkatkan taraf pendidikan anak-anak keluarga miskin dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Baca juga:  Ditinggal Mudik, Delapan Kamar Kos Terbakar

Guna mengetahui program berjalan baik, pemantauan harus dilakukan secara rutin oleh petugas pendamping. “Petugas harus memantau rutin penerima program ini. Tapi jumlah petugas yang masih jadi kendala,” jelasnya.

Pejabat asal Tejakula ini menyebutkan dari 148 desa/kelurahan di Buleleng, tenaga pendamping hanya 58 orang dan 4 operator. Jumlahnya yang belum ideal mengharuskan satu orang mendampingi 250 KPM yang tersebar di tiga hingga lima desa. “Mereka ini harus tahu kondisi KPM itu,” sebutnya.

Baca juga:  Pariwisata Bali akan Dibuka, Pelaku Usaha Perlu Modal Berbunga Ringan Memulai Lagi Bisnisnya

Menyikapi hal itu, pengusulan penambahan ke pusat sudah dilakukan. Jumlahnya sebanyak 35 orang. Langkah ini juga penting untuk menyikapi penambahan jumlah penerima PKH pada 2018 yang diwacanakan pemerintah pusat mencapai 60 persen. “Usulan ini sudah diproyeksikan dengan penambahan PKH tahun depan,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan program ini sebagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Buleleng. Tahun ini ditarget sebanyak 32 persen. “Di bidang mikro kita telah melakukan upaya untuk menekan angka kemiskinan, seperti membuat penyaluran air ke buleleng timur, pertanian peternakan dan rencana pembangunan investasi jalan short cut dan memberikan kesempatan warga untuk bekerja “ katanya.

Baca juga:  COVID-19 Sebabkan Ekonomi Dunia Jatuh ke Jurang Resesi Terdalam

Mengimbangi program pemerintah pusat, bupati yang berpasangan dengan Wabup Nyoman Sutjidra ini tengah menyiapkan program–program pendukung dengan memanfaatkan dana sosial tak terduga. Selain itu, Pemkab Buleleng juga terus berinovasi melalui terobosan mengatasi masalah kemiskinan di Kabupaten Buleleng. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *