TABANAN, BALIPOST.com – I Wayan Wirka (75) warga asal banjar Pacung, Baturiti Tabanan ditemukan tak bernyawa, Sabtu (27/5). Ia ditemukan meninggal dunia dalam kondisi telanjang dan tenggelam.

Lokasi penemuan mayat pria yang merupakan Pemangku Pura Puncak Kembar ini adalah pancoran solas yang berlokasi di banjar Baturiti Kelod. Diduga kuat, pria paruh baya ini terpeleset saat tengah mandi di pancoran tersebut.

Kapolsek Baturiti Kompol Surya Atmaja srijin Kapolres Tabanan menjelaskan kejadian tersebut terjadi Sabtu (27/5) sekitar pukul 17.30 wita. Menurut keterangan saksi yang juga merupakan anak korban I Made Armawan (31) sebelum kejadian sekitar pukul 17.00 wita, korban minta diantar ke beji pancoran solas untuk mandi yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari rumah.

Baca juga:  Cegah Meluasnya Omicron, Pemda Diminta Gencarkan 3T dan Sejumlah Langkah Ini

Setibanya ditikungan menuju banjar Bangli, saksi memarkir sepeda motornya di pinggir jalan, lanjut ia bersama korban turun berjalan kaki ke beji pancoran solas. Setelah tiba di lokasi pemandian korban meminta anaknya untuk menunggu di atas.

Ia pun kemudian kembali ke lokasi parkir menunggu ayahnya selesai mandi. Namun setelah sekian lama ayahnya tak kunjung kembali, bahkan hingga 1,5 jam lamanya. Saksi pun merasa khawatir akan kondisi ayahnya dan memutuskan untuk turun kembali ke beji mencari keberadaan sang ayah.

Baca juga:  Batam Laporkan Kasus "Re-infeksi" COVID-19

Ia justru kaget melihat tubuh ayahnya dakam keadaan tanpa busana dan tenggelam dengan posisi kepala menghadap ke bawah menyentuh dasar kolam. Melihat hal itu, ia pun mencari pertolongan warga yang tinggal dekat lokasi untuk mengangkat tubuh ayahnya.

Setelah berhasil, korban pun kemudian dibawa ke Puskesmas Baturiti 1 dan dilakukan pertolongan. Sayangnya oleh tim medis dinyatakan korban sudah dalam keadaan meninggal.

“Korban jatuh ke kolam beji dikarenakan terpeleset ,” ucap Kompol Surya Atmaja.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Bali Tetap di Atas 100, Kabar Duka Juga Masih Dilaporkan

Dan saat itu juga pihak keluarga membawa korban ke rumah duka dan menolak untuk dilakukan otopsi. Dan dari hasil pemeriksaan pada dahi, hidung, mulut, bahu kanan, lutut kaki kanan, jari kaki kiri, dan punggung korban ditemukan ada luka lecet, “Tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan, dan pihak keluarga menolak untuk diotopsi dan menerima kematian korban karena musibah,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *