DENPASAR, BALIPOST.com – Masih adanya kasus rabies di Bali, diprediksi karena cakupan vaksinasi tidak maksimal. Kondisi ini dipicu belum pernah dilakukannya sensus anjing sehingga data penyediaan vaksin berdasarkan estimasi populasi anjing yang ada.

Untuk memperoleh data jumlah anjing di Bali, sejak 2016, Program Magister Kesehatan Masyarakat Unud bersama 3 yayasan yaitu YKP (Yayasan Kerti Praja), BAWA (Bali Animal Welfare Association) dan IFAW (International Fund for Animal Welfare) bergerak turun memulai sensus anjing.

Gerakan tersebut dimulai dari Sanur. Ada 2 desa dan 1 kelurahan yang disasar yaitu Desa Sanur Kaja dan Sanur Kauh serta Kelurahan Sanur. Hasilnya, terdapat 5.500 anjing di Sanur.

Menurut dosen sekaligus peneliti Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran (FK) Unud, Sang Gede Purnama, SKM., MSc., Jumat (24/3), dari populasi anjing di Sanur, 98 persen anjing di Sanur berpemilik. Namun ada yang dipelihara secara diliarkan.

Baca juga:  Dua Desa di Jembrana Ini Masuk Zona Merah Rabies
Data pada 2016 tentang pengetahuan masyarakat pasca digigit anjing 45 persen tahu. Sedangkan setelah dilakukan intervensi, pada 2017 pengetahuan masyarakat meningkat menjadi 92 persen tahu tentang pengetahuan pasca digigit anjing.

Vaksinasi

Selain melakukan pendataan, tim yang tergabung dalam menjalankan program Dharma itu juga melakukan vaksinasi pada anjing yang belum divaksin karena vaksinasi dilakukan secara rutin setahun sekali. “Pendataan yang kita lakukan tentang rumah mana saja yang punya anjing, jumlahnya berapa, dipelihara seperti apa, apakah anjingnya sakit atau tidak, sudah tervaksin atau belum,” urainya.

Koordinator Program Dharma dari IKM Unud, dr. Ni Putu Arya Utami menambahkan, selama ini penanggulangan pada rabies hanya pemberian vaksin. Menurutnya perlu konsep one health untuk menanggulangi rabies tersebut. “Anjing hanya dikasi vaksin, tapi manusianya tidak diberitahu tentang memperlakukan anjing. Karena anjing yang terawat itu akan sehat dan tidak berkeliaran sehingga tidak menularkan rabies,” terangnya.

Pendataan dilakukan secara door to door, karena selama ini yang dilakukan hanya sampling. “Kita maping mana anjing yang sudah tervaksin, mana yang belum. Kami dapatkan hasil, dan sekaligus anjing yang belum tervaksin sekalian divaksin dengan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Denpasar, karena yang memberikan vaksin kan Dinas Pertanian Kota Denpasar,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *