Putu Winastra. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Pariwisata di Kabupaten Buleleng, khususnya di wilayah barat, seperti Pemuteran dan Pulau Menjangan sejak beberapa tahun belakangan kian berkembang. Pengunjung yang datang tak hanya domestik, tetapi juga asing. Namun dibalik itu, kebersihan lingkungan di kawasan tersebut masih menjadi persoalan dan perlu mendapat penanganan berkelanjutan, baik dari pemerintah maupun pengelola.

Menurut Sekretaris Asosiasi Trevel Agent (Asita) Bali, Putu Winastra, Senin (13/3), animo wisatawan berkunjung ke kawasan Pemuteran cukup besar. Namun kami perhatikan, kebersihan masih menjadi persoalan disana. Seharunya harus betul-betul bebas sampah plastik, ungkapnya.

Baca juga:  Dari Pelaku Industri Pariwisata Lokal agar Dilibatkan hingga Rentang Vaksinasi untuk AstraZeneca

Pelaku pariwisata asal Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Bangli ini menyebutkan Selain Pemuteran, hal serupa juga masih terjadi di Kawasan Lovina. Kedepan, itu perlu disikapi secara serius, baik oleh pemerintah kabupaten maupun pengelola. “Ini perlu ditangani,” katanya.

Mendukung pengembangan pariwisata, Winastra memandang juga perlu adanya peningkatan kualitas dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM). Seluruhnya harus memenuhi standar kualifikasi. “Terkadang di SDM ini rentan ada gesekan. Yang seperti itu juga perlu diperhatikan,” tuturnya.

Baca juga:  Gubernur Bali Terbitkan Pergub Tentang Energi Bersih dan Kendaraan Listrik

Disisi lain, mantan Wakil Ketua Asita Bali ini menyebutkan promosi objek wisata di Buleleng juga perlu dimaksimalkan. Pihaknya pun memberikan sinyal siap untuk diajak bekerja sama. “Misalnya di Buleleng sekarang ada wisata desa Bali Aga. Pemkab bisa ajak kami kesana, biar tahu. Nanti kami juga akan ikut mempromosikan,” ucapnya.

Khusus pada objek wisata yang dikelola BKSDA, Ia mengkritisi kenaikan tarif yang dinilai kurang sosialisasi. Kondisi demikian sering mengakibatkan wisatawan terkejut. Seperti pulau menjangan dan sekitarnya, mohon kenaikan itu disosialisasikan, jangan ujug-ujug ada kenaikan. Kenaikan tarif juga perlu diimbangi perbaikan fasilitas. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Pekerja Lokal Belum Mampu Jadi Tuan Rumah

 

BAGIKAN