Bagus Ketut Lodji. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banyak kasus bunuh diri terjadi di Bali. Kasus ini juga tak mengenal usia dan profesi, mulai dari anak muda hingga seorang dokter.

Pengamat pendidikan Ir. Bagus Ketut Lodji,M.S., Rabu (15/1) mengungkapkan banyaknya kasus bunuh diri di Bali menujukkan bahwa ketahanan mental masyarakat saat ini semakin terdegradsi alias menurun. Ketahanan mental warga Bali, kata dia, kalah jauh dibandingkan dengan krama Bali dulu.

Baca juga:  Karena Ini, Anak Agung Gde Agung Mundur dari Balon DPD RI 2024

Hal ini mungkin disebabkan gaya hidup saat ini yang tak bisa disesuaikan dengan kemampuan. Makanya, dia mengatakan krama Bali saat ini makin blengih alias cengeng dak siap menerima kenyataan.

Padahal yang namanya tantangan hidup makin lama makin berat  dan memperkuat perjuangan keras. Dia melihat anak muda  dan orang dewasa saat ini terus digempur pola hidup konsumtif dan modern.

Jika tak bisa mengelola diri, bahayanya mereka akan cepat  mengambil keputusan dan mengambil jalan pintas bunuh diri.

Baca juga:  Pelarangan Mudik Dimulai 6 Mei, Puluhan Ribu Orang Sudah Tinggalkan Bali lewat Gilimanuk

Disinilah, kata dia, peran guru dan orangtua siswa  di rumah mendidik anak muda sekarang untuk tahan mental dan tahan banting dalam kondisi apapun jiga. Mereka harus diajarkan hdup sederhana, sehingga tak masalah jika nanti sudah hidup mapan.

Orang tua di rumah menurut Lodji, harus berhenti memanjakan anak dengan ketakutan berlebihan. Sementara itu tugas guru di sekolah juga mendidik anak-anak untuk pola hidup sederhana, tidak cepat terpengaruh dengan godaan di luar sekolah.

Baca juga:  Terbayang Tragedi 1963, Pengungsi Dirundung Waswas Rayakan Galungan

“Hindari hidup glamour semasih belum bisa menghasillan uang sendiri. Disinilah, pentingnya pendidikan karakter. Sekolah harus mengajarkan anak untuk meraih sesuatu melalui perjuangan,” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN