
DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan kawasan heritage Denpasar akan dilakukan tahun 2026, mulai dari Jalan Hasanudin, Thamrin, Gajah Mada, Sulawesi, Sumatra, sampai Jalan Kartini ke utara. Dalam penataan tersebut, anak muda mengambil peran besar, sebagai konseptor.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Rabu (26/11) mengatakan, akses jalan di kawasan tersebut masih menunggu arahan Wali Kota, mengingat ada beberapa spot Jalan Gajah Mada menggunakan paving. Nantinya spot tersebut akan dikaji kembali dengan melibatkan anak muda dan pelaku seni di Kota Denpasar untuk melakukan penataan kawasan heritage.
Di kawasan tersebut akan direvitalisasi, berupa peningkatan trotoar yang dulu menggunalan beton, nantinya akan menjadi undakan batu andesit karena secara kualitas lebih bagus . Selain trotoar, peningkatan penerangan jalan juga akan dilakukan di titik-titik tertentu. “Lanscapenya mungkin akan lebih terang,” ujarnya.
Harapannya, setelah dilakukan penataan kawasan tersebut, terbangun ekosistem ekonomi yang baru di pusat kota Denpasar. Sementara di Jalan Sulawesi akan ditata dengan adanya taman, tidak ada lagi pelanggaran sempadan sungai, sehingga bangunan berada 3 meter dari sempadan sungai.
Sementara pada malam hari, jalan sulawesi ditutup, dan di depan bangunan, Pemkot berencana membangun street food. “Usulan masyarakat agar Denpasar juga punya street food,” ujarnya.
Ia berharap anak muda yang menjadi tim dalam mengkaji konsep ekosistem itu bisa menerjemahkan apa yang menjadi arahan wali kota. “Kami sangat bermimpi, kawasan Gajah Mada, heritage itu hidup secara ekosistem,” ujarnya. Keseluruhan penataan ini akan dilaksanakan 2026, dengan anggaran sekitar Rp125-Rp150 miliar. (Citta Maya/balipost)










