PUPUTAN - Monumen Perjuangan Puputan Badung di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung yang telah rampung dikerjakan. Pemkot Denpasar berencana melaksanakan ritual mlaspas monumen ini pada Hari Suci Sugihan Bali mendatang. (BP/Eka Adhiyasa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Proyek penataan Patung Pahlawan di Lapangan Puputan Badung, Denpasar telah usai. Rencananya akan diresmikan pada Jumat (14/11) mendatang bertepatan dengan rahina Sugian Bali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Ida Ayu Widhiyanasari saat dikonfirmasi Minggu (9/11).

Dia mengatakan, penataan karya monumental yang sarat nilai sejarah dan seni tersebut telah rampung dan secara fisik sudah diserahkan okeh rekanan.

Terkait peresmian dan upacara pemlaspasan, dipilih hari Sugihan Bali yang bertepatan dengan hari baik menurut kepercayaan Hindu. “Secara dewasa ayu, waktu yang baik untuk melaksanakan upacara peresmian ini adalah bertepatan dengan Sugihan Bali. Kalau melewati Galungan kurang baik secara niskala, apalagi di lokasi ini juga terdapat Pelinggih Indra Blaka,” ujarnya.

Baca juga:  Puncak Karya Pura Er Jeruk, Ribuan Krama Ikuti Ritual Memasar

Saat ini persiapan melaspas pemlaspasan tengah berjalan. Kendati sudah rampung namun rekanan diminta melakukan pembersihan, dan perbaikan kecil yang perlu diperbaiki. Perbaikan tersebut pula kata dia sudah usai dilakukan. Masa pemeliharaan proyek ini berlangsung selama enam bulan sesuai dengan ketentuan pekerjaan bangunan permanen.

“Semua sudah lengkap, mulai dari kontrak pekerjaan, ornamen, hingga sistem penyerahan. Secara administrasi dan fisik sudah komplit Penyerahan fisik sudah dilakukan Sabtu (8/11),” terangnya.

Baca juga:  Dari Bali akan Jadi "Super Hub" sampai Warga Padangbai Tegaskan Gelar Aksi Lebih Besar

Menurutnya, saat ini yang masih kurang pada bagian rambu dan penunjuk arah untuk pengunjung. Proses penambangan rambu akan dilakukan segera karena itu merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kota Denpasar.

Arsitektur ornamen cerita bersejarah pada Patung Pahlawan yang dibiarkan terbuka dan tanpa pembatas ini kata Dayu Widhiayanasari, merupakan momentum untuk menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab masyarakat terhadap warisan sejarah dan seni.

“Kami ingin pelan-pelan mendidik masyarakat agar bisa menikmati keindahan karya seni dan sejarah tanpa merusaknya. Ini bagian dari edukasi berkelanjutan untuk menjaga apa yang telah dibangun bersama,” ujarnya.

Baca juga:  Digelar 5 Hari, Wajib Simak 3 Kawasan Lalin Ditutup Selama Denfest 2022

Setelah diresmikan, masyarakat dapat mengunjungi kawasan Patung Pahlawan dan Lapangan Puputan Badung secara bebas. Namun, nantinya juga akan dibantu untuk pendampingan edukasi kepada masyarakat oleh seniman Kota Denpasar yang sekaligus mengerjakan perehaban patung pahlawan tersebut yakni Marmar Herayukti.

Selain menjadi ikon sejarah perjuangan rakyat Bali, patung ini juga diharapkan menjadi ruang edukatif dan estetis bagi pelajar, seniman, serta masyarakat luas. Pemerintah Kota Denpasar pun berkomitmen untuk terus merawat kawasan ini agar tetap terjaga keindahan, kesakralan, dan nilainya sebagai simbol semangat kepahlawanan. (Widi/balipost)

BAGIKAN