
TABANAN, BALIPOST.com – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat tak hanya memberikan manfaat bagi pelajar penerima, tetapi juga membawa dampak positif bagi perputaran ekonomi masyarakat lokal.
Hal itu dirasakan para pedagang sayur di Pasar Sayur Baturiti, Tabanan, yang kini menikmati peningkatan permintaan komoditas sayuran segar setiap harinya.
Salah satu pedagang, Ni Made Erni (44), pemilik kios “Rio Sayur” di Pasar Sayur Baturiti, mengakui adanya lonjakan permintaan sejak program MBG mulai berjalan. Menurutnya, kebutuhan sayur dalam menu harian sekolah menjadikan pedagang seperti dirinya kecipratan rezeki.
“Sekarang banyak yang mengambil sayuran untuk keperluan MBG. Kami jadi ikut merasakan manfaatnya,” ujarnya, Kamis (6/11).
Sayuran yang paling banyak diminta, kata Erni, yakni wortel, buncis, pokchoy, kembang kol, dan brokoli. Sebagian besar pasokan diperolehnya dari petani lokal Baturiti serta petani Kintamani di Kabupaten Bangli. Selama satu hari, Erni mencatat perputaran transaksi di kiosnya bisa mencapai Rp40–50 juta.
Sebelum menetap berjualan di Pasar Sayur Baturiti setahun terakhir, Erni sempat berjualan berpindah-pindah. Ia pernah membuka lapak di Pasar Dauh Pala dengan menggunakan mobil pikap, namun pandemi membuatnya harus menyesuaikan dan mencari lokasi usaha baru sampai akhirnya memilih menetap di Baturiti.
Di tengah meningkatnya permintaan, harga sejumlah komoditas sayur juga mengalami fluktuasi. Tomat misalnya, kini berada di kisaran Rp10.000 per kilogram akibat menurunnya pasokan di musim hujan. Sawi putih yang sebelumnya Rp4.000–4.500 kini berada di harga Rp6.500–7.000 per kilogram. Sementara kol relatif stabil di kisaran Rp2.500–3.000 per kilogram.
Untuk wortel, Erni menyebut kenaikannya cukup signifikan, dari sebelumnya sekitar Rp7.000 kini mencapai Rp25.000 per kilogram. Adapun bawang dan bumbu dapur lainnya masih dalam kondisi harga normal, meski diprediksi berpotensi naik mendekati perayaan Galungan dan Kuningan.
“Biasanya menjelang hari raya, permintaan bumbu naik. Kalau sayur, yang cenderung dicari saat hari raya itu kacang panjang,” jelasnya.
Meski harga bergerak dinamis, para pedagang berharap program MBG terus berjalan agar perputaran ekonomi di tingkat pasar rakyat tetap hidup. “Yang penting kios tetap ramai dan petani lokal juga ikut terserap hasil panennya,” tutup Erni.(Puspawati/balipost)










