Ketua BKS LPD Bali, Nyoman Cendekiawan (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali kini menghadapi tantangan baru di tengah derasnya arus dana yang digelontorkan pemerintah melalui Koperasi Merah Putih dan perbankan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Dalam kondisi tersebut, LPD diminta terus berinovasi agar dapat bersaing sekaligus bersanding dengan lembaga keuangan milik pemerintah.

Ketua BKS LPD Bali, Nyoman Cendekiawan, saat dihubungi, Senin (20/10), menegaskan bahwa LPD memiliki pondasi yang kuat dalam menghadapi berbagai dinamika sejak berdiri tahun 1984 silam. Namun, munculnya lembaga keuangan baru seperti Koperasi Merah Putih dan penyaluran dana besar-besaran ke bank-bank Himbara kini menjadi tantangan tersendiri. Dana yang masuk ke Himbara tentu akan disalurkan kembali ke masyarakat melalui berbagai skema pinjaman. Kondisi ini membuat nasabah LPD berpotensi menjadi sasaran program lembaga-lembaga keuangan tersebut.

Baca juga:  Dugaan Korupsi KKPE, Pelaku Mengaku Untuk Ini Dananya

“Selama 41 tahun perjalanan, LPD mampu bertahan dengan segala suka duka. Kuncinya adalah komunikasi dan koordinasi intensif dengan pengawas, bendesa adat, serta tokoh masyarakat setempat,” ujarnya.

Meski demikian, Cendekiawan menyebut saat ini pengelola LPD tidak melihat situasi ini sebagai ancaman besar. Hanya saja, Ia berharap pengaruh dari gelontoran dana tersebut tidak terlalu masif. “Konsep kita tetap bersaing dan bersanding. Tidak saling menyalahkan, tapi berkompetisi secara sehat,” jelasnya.

Baca juga:  Cegah "Perang," Bali akan Rancang Pergub Pemberian Komisi Industri Pariwisata

Salah satu strategi yang dapat diterapkan LPD untuk menjaga daya saing adalah penyesuaian suku bunga pinjaman. LPD dengan modal kuat memiliki peluang menurunkan bunga pinjaman sehingga tetap kompetitif. Sesuai ketentuan, 60 persen dari keuntungan LPD setiap tahun dipupuk sebagai tambahan modal. Semakin besar modal yang dimiliki, semakin fleksibel pula LPD dalam merancang program kerja, termasuk kebijakan penurunan bunga yang diputuskan melalui musyawarah krama adat.

Baca juga:  Koperasi Merah Putih Dinilai Program Mubazir Bernuansa Politik

“Dan itu juga sangat memungkinkan itu terjadi. LPD tetap dapat menjaga selisih keuntungan antara bunga simpanan dan pinjaman, sambil mengembalikan manfaat finansial ke desa adat,”tandasnya.

Terkait kekhawatiran terhadap program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menawarkan bunga lebih rendah, Cendekiawan menegaskan bahwa persaingan dengan lembaga keuangan nasional bukan hal baru bagi LPD. “Sejak dulu kita sudah bersaing dengan berbagai lembaga keuangan. Persaingan pasti ada, tapi kita juga harus bersanding. Tidak ada ketakutan berlebihan,” tegasnya. (Yudha/balipost)

 

BAGIKAN