
DENPASAR, BALIPOST.com – Beredar informasi jika meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud berinisial TAS (22) yang jatuh dari lantai 4 karena di-bully (perundungan). Terkait hal ini, pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan.
Saat dikonfirmasi, Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol Ketut Sukadi, Jumat (17/10) menegaskan pihak kepolisian akan mengusut hal tersebut. Tentu saja yang menyelidikinya adalah Unitreskrim Polsek Denpasar Barat dibantu Satreskrim Polresta Denpasar.
Sementara Ketua Unit Komunikasi Publik (UKP) Universitas Udayana (Unud), Dr. Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S., M.Si. belum bisa dikonfirmasi terkait informasi tersebut.
Informasi diperoleh di lapangan, beredar chatting di media sosial membahas meninggalnya korban. Bukannya berempati, mereka justru seperti mencibir dan mengolok-olok perbuatan korban tersebut. Bahkan ada yang sampai mencibir fisik korban.
Pemerhati psikologi revolusi mental, Angelo Basario Marhaenis angkat bicara terkait kasus ini. Menurutnya perlu gerakan literasi tanda bahaya di kampus dan kantor serta normalisasi bercerita, bertanya, mendengar dan mengekspresikan perasaan.
“Gejala seperti perubahan pola tidur, menarik diri atau ungkapan putus asa harus direspons cepat melalui jalur rujukan yang jelas agar bantuan hadir sebelum krisis. Sementara pada tahap kuratif prioritas ialah psychological first aid yang dilanjutkan rujukan berjenjang ke psikolog klinis atau psikiater dalam iklim tanpa stigma,” ujarnya.
Terkait lingkaran perundungan yang melahirkan pelaku dari korban dan sebaliknya, Angelo mendorong pendekatan restoratif. Salah satunya berupa sanksi akademik dan permintaan maaf berbasis pengabdian selama tiga bulan hingga satu semester sembari tetap berkuliah sehingga kebijakan yang dapat memulihkan empati dan kesehatan komunitas. (Kerta Negara/balipost)